Mohon tunggu...
Rafid haidar
Rafid haidar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya bermain basket sehari - hari menjadi mahasiswa di bogor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Ulama Islam terhadap Perayaan Malam Tahun Baru

4 Januari 2024   16:19 Diperbarui: 4 Januari 2024   16:58 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Tahun Baru Masehi, bukan yang dipermasalahkan dzatnya bulan dan hari, akan tetapi kebiasaan dan kebudayaan yang terjadi di tahun baru tersebut," ujarnya.

Lebih lanjut, Buya Yahya menyebutkan umat muslim semestinya tidak melakukan perayaan tahun baru karena biasanya hal-hal yang dilakukan dalam perayaan tersebut justru dapat menjerumuskan pada kemaksiatan.

"Apa yang dilakukan oleh orang-orang saat itu? Berhura-hura, berfoya-foya, dan yang banyak merayakan ini orang di luar Islam sana karena bangga dengan tahun baru mereka, yang ada kemaksiatan di dalamnya," ujarnya.

"Jadi mengikuti budaya-budaya kafir itulah yang tidak diperbolehkan. Kalau masalah hari, kita pakai hari, tanggal kita pakai tanggal mereka," seruannya.

Selai itu Buya Yahya dalam dakwahnyanya juga membahas suatu hadis yang menggambarkan kondisi umat muslim yang mengikuti budaya non muslim. Meskipun terlihat sepele, namun kita sebagai umat muslim perlu berhati-hati terhadap budaya non muslim yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

"Disebutkan bahwa nanti ada sekelompok dari kalian ini ada yang bakal ngikuti budayanya orang di luar Islam. Budaya, bukan urusan akidah saja, kebiasaan sejengkal demi sejengkal, setengah depa atau sedepa demi sedepa, sampai kalau mereka masuk ke lobang biawak tuh mereka ikut," ujar Buya Yahya menerangkan sebuah hadis.

Buya Yahya juga mengatakan, kebiasaan mengikuti budaya non muslim ini diakibatkan oleh lemahnya pendirian seorang muslim. Beberapa umat muslim tampak bersuka cita merayakan tahun baru Masehi, namun tidak dengan tahun baru Hijriyah yang merupakan tahun Islam.

"Begitulah umat Islam yang lemah pendirian, kerjanya ngikut-ngikut saja. Dan memang umat Islam ini banyak yang lemah pendirian. Kita itu heboh dengan merayakan tahun baru masehi," kata Buya Yahya.

"Giliran tahun baru Hijriyah, tidur. Muncul kemunafikan di sini," sambungnya.

Secara umum, merayakan tahun baru dan mengucapkan selamat tahun baru dalam Islam adalah hal yang diperbolehkan. Namun, penting untuk memastikan bahwa perayaan tersebut tidak melanggar ajaran agama dan tidak disertai dengan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

momen pergantian tahun baru sebaiknya juga dimaknai sebagai waktu untuk introspeksi, evaluasi diri, dan memperkokoh ikatan dengan Allah SWT. Memohon agar diberi kekuatan untuk melaksanakan kebaikan dan meninggalkan segala bentuk kemaksiatan merupakan doa yang sangat penting di momen pergantian tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun