Mohon tunggu...
Rafid haidar
Rafid haidar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya bermain basket sehari - hari menjadi mahasiswa di bogor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Ulama Islam terhadap Perayaan Malam Tahun Baru

4 Januari 2024   16:19 Diperbarui: 4 Januari 2024   16:58 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Namun, apabila seorang muslim di lingkungan tempat tinggalnya tidak ada kegiatan keagaamaan yang dapat diikuti menjelang tahun baru, maka lebih baik untuk tidur daripada ikut dalam perayaan non muslim. "(Kalau tidak ada) habis isya tidur," ujar UAS.

Sementara, bagi masyarakat yang biasanya menikmati momen pergantian tahun dengan cara-cara lain yang tidak menyalahi ajaran agama Islam, UAS menilai hal tersebut boleh-boleh saja. Namun, apabila di dalamnya terdapat unsur yang menyalahi akidah, maka hal tersebut tidak dibenarkan.

"Membakar jagung tidak salah, tapi ketika meyakini makin banyak asapnya naik ke atas makin banyak rezekinya, itu sudah merusak akidah kepada Allah," ujarnya.

tahun baru masehi pun tak lepas dari sejarah penanggalan atau Tarikh Masehi. Ini merupakan penanggalan yang digunakan secara internasional oleh kalangan gereja yang dinamakan Anno Domini (AD) dihitung sejak kelahiran Isa (Yesus).

Tahun baru masehi juga identik dengan menyalakan kembang api, sejalan dengan pengagungan api yang menjadi tradisi Kaum Majusi (penyembah api). Begitupula meniup terompet yang disebut menjadi tradisi Yahudi dan membunyikan lonceng sebagai tradisi Nasrani.

Rasulullah Shollalaahu a'laihi wa sallam pernah bersabda :

Artinya: "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka." HR. Abu Daud no. 4031, dishahihkan oleh Al Albani

Selain Hadits tentang larangan bagi umat muslim dalam merayakan tahun baru. Allah juga melarang kita menghadiri atau mengikuti perayaan hari raya orang musyrik.

Allah Subhaanahu wa ta a'alaa berfirman:

Artinya: "Dan orang-orang yang tidak menyaksikan kepalsuan, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya." (QS al-Furqan : 72)

Penjelasan dari Buya Yahya senada dengan UAS mengenai perayaan malam tahun baru masehi bagi umat islam. Ustadz Yahya Zainul Ma'arif Jamzuri atau yang lebih dikenal dengan sapaan Buya Yahya dalam sebuah dakwahnya yang dikutip dalam salah satu tayangan video YouTube, beliau menyebutkan bahwa perayaan tahun baru Masehi ini hendaknya dihindari karena budayanya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun