Mohon tunggu...
Rafi Akbar
Rafi Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bermain

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia Membutuhkan Demokrasi

12 Oktober 2023   08:18 Diperbarui: 12 Oktober 2023   08:28 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Secara keseluruhan, demokrasi di Indonesia belum memikirkan kaum lemah dan hanya memikirkan mereka yang kuat di kancah perpolitikan Indonesia. Bagi kaum lemah, demokrasi belum memberikan dampak ekonomi yang positif buat mereka. Inilah yang menjadi tantangan pemerintahan Indonesia yakni bagaimana meratakan demokrasi di Indonesia.

Ini dapat dilakukan dari pejabat-pejabat yang bersifat egois dengan mencuri uang negara untuk kaum lemah. Dalam kaitannya dengan pemenuhan hak asasi manusia, demokrasi memiliki kaitan yang erat dengan pemenuhan hak asasi manusia, karena dengan demokrasi setiap manusia memiliki hak untuk menyampaikan pendapat, berkumpul, berserikat dan bermasyarakat

Ini dapat dilakukan dari pejabat-pejabat yang bersifat egois dengan mencuri uang negara untuk kaum lemah. Dalam kaitannya dengan pemenuhan hak asasi manusia, demokrasi memiliki kaitan yang erat dengan pemenuhan hak asasi manusia, karena dengan demokrasi setiap manusia memiliki hak untuk menyampaikan pendapat, berkumpul, berserikat dan bermasyarakat.

Kalian mungkin pernah mendengar kata-kata "Demokrasi Indonesia keterlaluan" dan kata-kata tersebut sudah  tidak asing lagi bagi kita ketika berbicara tentang demokrasi Indonesia. Tapi benarkah demokrasi di negara kita yang indah ini seperti itu?

Menurut saya, demokrasi di Indonesia sudah keterlaluan. Hal ini dibuktikan dengan beberapa pemilu yang digelar di berbagai daerah  di Indonesia, baik gubernur, penyelenggara negara, maupun kepala desa. Jumlah pemilu di negeri ini bisa dihitung hanya dalam waktu satu minggu, sehingga tidak mengherankan jika  Indonesia menjadi negara  paling demokratis di dunia menurut frekuensi pemilu  Indonesia. . Padahal, penyelenggaraan pemilu sendiri membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga bisa dikatakan negara kita terlalu berani, karena  setiap pelaksanaan kekuasaan pemerintahan dilakukan melalui pemilu.

 Ya, harus diakui  demokrasi  berkembang sangat pesat di negara kita seiring dengan adanya pemilu.

Tetapi pemilu yang dilaksanakan tidak mampu menghasilkan pemimpin atau pejabat atau aktor-aktor politik yang baik yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya aktor politik yang bersalah melakukan tindakan KKN (korupsi, kolusi, nepotisme). Di sisi lain, demokrasi kita  juga mempunyai kelemahan akibat pemilu itu sendiri, yaitu dari sudut pandang mayoritas pemilih.penduduknya hidup dalam kemiskinan, pendidikan dan ekonominya yang sangat rendah sehingga tak heran jika suaranya bisa di beli dengan uang.

Jual beli suara dalam pemilu sudah menjadi hal yang wajar dan biasa dalam demokrasi di Indonesia, saya sendiri sudah sangat sering mendengar dari masyarakat bahwa untuk menduduki suatu jabatan kekuasaan, seseorang akan dipilih jika dia mampu membeli suara dari masyarakat "bisa dikatakan suap" dan inilah yang sangat memprihatinkan dan meresahkan dari sistem demokrasi di negara kita ini.

Padahal, yang terpenting dalam demokrasi bukanlah sistem pemilunya, melainkan bagaimana masyarakat mengontrol keputusan politik atau kebijakan pemerintah, baik mendukung nasib bangsa atau tidak. Selain itu, penyelenggaraan pemilu sendiri  lebih banyak merugikan rakyat, karena biaya-biaya yang seharusnya digunakan untuk mensejahterakan rakyat malah terbuang percuma.

Wajah lain demokrasi kita selain  pemilu adalah demonstrasi atau unjuk rasa yang hampir setiap hari diselenggarakan di berbagai tempat. Menurut saya protes itu baik, tapi jangan  bertindak anarkis hingga merusak seluruh ruang publik, dan yang terpenting protes tidak hanya menuntut, tapi menawarkan solusi. Mungkin hanya itu saja yang bisa saya sebutkan tentang wajah demokrasi di negeri kita yang indah ini dan tentunya masih banyak lagi wajah demokrasi di negeri kita yang lain. Banyak hal dalam sistem demokrasi negeri ini yang perlu diperbaiki dan perlu mendapat perhatian khusus dari kita semua.

Hidup di Indonesia berdasarkan sistem demokrasi mempunyai banyak kelebihan dan kekurangan.Bagaimanapun, demokrasi tercipta karena adanya perbedaan-perbedaan di negara merah putih ini. Hal ini tidak berarti bahwa sistem politik lain lebih rendah daripada demokrasi.

Sejalan dengan kemerdekaan bangsa yang hampir memasuki usia ke-69, masih banyak ditemukan golongan tertentu yang dengan jelas menolak demokrasi dengan berbagai alasan. Segala peraturan perundang-undangan, misalnya yang diterapkan pemerintah, dinilai sangat jauh dari nilai-nilai agama, pemungutan suara seperti itulah yang dianggap tidak etis.

Di dalam dunia politik yang sebenarnya, tak semudah itu untuk mengatakan bahwa hukum di Indonesia adalah salah dan penggunaan demokrasi adalah bentuk yang tidak tepat. Namun kenyataannya, implementasi politik dan demokrasi dalam seluruh aspek kehidupan nasional sangatlah sulit. Semua permasalahan memerlukan prosedur yang sangat rapi dan terorganisir serta  segala informasi yang tidak membanding-bandingkan permasalahan hanya  dari satu sisi saja.

Sebagai mahasiswa, kita bebas untuk bereksplorasi dengan mengetahui berbagai macam konsep politik yang ada pada beberapa golongan. Akan tetapi, jadikanlah jalan itu untuk saling memahami antarindividu. Bukan menjadikannya sebagai jalan untuk menjadi golongan penentang yang dapat menimbulkan memicu perpecahan di Indonesia.         

Bila sistem demokrasi di Indonesia diganti, berarti kita telah meruntuhkan semua perjuangan yang telah digarap oleh pendiri bangsa ini. Misalnya demokrasi digantikan dengan musyawarah. Pikirannya sangat bagus, tetapi Anda harus mengandalkan kenyataan yang ada. Indonesia terlalu besar untuk dipikirkan. Oleh karena itu,  pemilu melalui pemungutan suara akan digunakan untuk menentukan wajah Indonesia masa depan. Namun semuanya kembali lagi pada individu masing-masing. Apakah potret korupsi di Indonesia karena demokrasi ? Jelas tidak! Bukanlah demokrasi yang menjadi alih-alih penyebab buruknya potret Indonesia, tetapi individu-individu yang melakukan tindak buruk itulah yang menyebabkan demokrasi memiliki wajah kotor bagi sebagian rakyat Indonesia.      

Bila tak ada demokrasi mungkinkah negara Indonesia sudah ada sekarang? Bagaimana perjalananya dalam 68 tahun kebelakang ? Atau mungkin tidak ada kehidupan yang merdeka di tengah-tengah rakyat Indonesia seperti sekarang ini, bila demokrasi dicabut. Penyuaraan suara yang menjadi hak bagi siapapun di Indonesia. Kemudian, mengapa hak bersuara itu menjadi milik setiap rakyat? Karena kita adalah negara demokratis. Setiap suara selalu dihargai. Jadi, daripada merugikan martabat kemanusiaan Indonesia, gunakanlah hak-hak tersebut sebaik-baiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun