Seiring perkembangan zaman teknologi semakin canggih dan maju, apalagi hidup di zaman globalisasi yang serba digital.Â
Kehadiran Internet dalam kehidupan kita sehari-hari diyakini telah menciptakan dunia digital dan menciptakan ruang budaya baru. Hal ini semakin terlihat dengan hadirnya media sosial. Di era digital  yang terus berkembang, media sosial telah menjadi platform yang sangat populer di kalangan pelajar. TikTok merupakan salah satu platform media sosial yang saat ini sedang berkembang pesat. TikTok merupakan aplikasi pembuatan video kreatif asal Tiongkok yang dikembangkan oleh perusahaan ByteDance pada September 2016.  Semakin kreatif video yang dibagikan  pengguna, maka semakin banyak orang yang tertarik dengan video tersebut. Konten video yang diposting di TikTok diduga dapat menyampaikan informasi  secara ringkas dan menarik, dan hal ini dimanfaatkan oleh para pengusaha sebagai bahan iklan sehingga menimbulkan fenomena yang disebut "RacunTikTok''.
 "RacunTiktok" merupakan trend yang menampilkan konten  yang memuat informasi  mengenai  produk, seperti unboxing dan review menarik. Konten ini  menimbulkan minat dan keingintahuan audiens Anda sehingga membuat mereka tertarik untuk membeli produk tertentu. Konten dengan hashtag #racuntiktok telah dilihat 2 miliar kali. Artinya, pengguna TikTok yang mayoritas adalah generasi milenial lebih rentan terhadap tren "racun TikTok" dan lebih cenderung terlibat dalam perilaku konsumen. Terutama perilaku konsumtif itu sendiri terdapat di kalangan remaja yang tentunya bermain media sosial dan juga sering berbelanja online.
Menurut Albarry (1994), pada mengartikan perilaku konsumtif merupakan perilaku boros atau berlebihan yaitu pada memakai barang atau jasa secara hiperbola. ia juga melanjutkan bahwa perilaku konsumtif merupakan perilaku konsumsi yg boros & berlebihan yg mengutamakan cita-cita daripada kebutuhan & terdapat skala prioritas atau bisa juga diartikan menjadi gaya hidup mewah.
Pengaruh racun tiktok terhadap perilaku konsumtif dimana pada saat iklan atau video promosi barang yang terlihat kreatif, para konsumen gelap mata dan langsung memesan produk yang ia lihat. Perilaku konsumtif semakin menjadi permasalahan di masyarakat, karena semakin seringnya remaja mengalami kecanduan terhadap berbagai produk maka semakin meningkat pula perilaku konsumsinya.Apalagi saat mencapai puncak promosi bulanan.
Apa sih yang menyebabkan perilaku konsumen meningkat di kalangan remaja?
1.Adapun unsur racun dari TikTok sendiri bisa berupa perasaan FOMO, atau takut ketinggalan, takut akan sesuatu. Â Melewatkan sesuatu yang baru dan menjadi tren di beberapa kalangan.
 2. Banyak remaja yang  ingin menggunakan produk temannya yang memberikan kesan mewah dan  tidak ingin ketinggalan tren.
 3. Kebiasaan gaya hidup yang  berlebihan.
 4. Iklan platform sangat menarik sehingga anak muda langsung memesannya tanpa pikir panjang,  tanpa mempertimbangkan kebutuhan lain atau alasan lain.
Sebenarnya trend tiktok itu sendiri memiliki dampak positif dan dampak negatifnya, seringkali kita menganggap bahwa trend tiktok selalu membawa pengaruh buruk. Tren RacunTikTok mempunyai dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya adalah pemilik bisnis online  akan lebih mudah dalam mempromosikan penjualan  dan membantu  konsumen yang ingin melihat review produk. Hal ini dikarenakan review merupakan dasar penentuan kualitas suatu produk atau produk berdasarkan review dari orang lain. Di sisi lain, dampak negatifnya adalah meningkatnya perilaku konsumen khususnya di kalangan Milenial dan Gen Z. Mereka cenderung membeli barang-barang yang tidak diperlukan hanya untuk memuaskan rasa penasarannya terhadap produk-produk yang sedang tren.
Lalu, gimana sih supaya kita bisa tidak terkena pengaruh racun tiktok dan tidak menjadi konsumtif??
1. Harus bisa menahan diri agar tidak berlebihan dalam membeli barang.
2. Mengetahui kebutuhan dan keinginan sendiri dan mempertimbangkan kembali sebelum membeli barang.
3. Hindari gaya hidup hedonisme, jangan terlalu mengikuti standar kecantikan atau gaya hidup yang tidak realistis.
4. Pentingnya untuk menyaring video konten tiktok jika video tersebut mendorong pola konsumtif.
Jadi, Trend racun tiktok tidak sepenuhnya berdampak negatif pada perilaku konsumtif para remaja. fenomena "RacunTikTok" tentunya berdampak besar terhadap perilaku konsumen remaja, khususnya di kalangan Milenial dan Gen Z yang aktif menggunakan media sosial. Tren ini dipicu oleh video kreatif seperti unboxing dan ulasan produk yang merangsang rasa ingin tahu dan dorongan untuk membeli barang-barang trendi, yang  seringkali mengesampingkan kebutuhan. Dan penting untuk menjaga diri agar tetap terkendali, bersikap realistis terhadap kebutuhan dan keinginan, dan menyaring konten TikTok yang dapat mempromosikan gaya hidup konsumen.
Referensi:
M D Triyanti1 , E L K Merah2 , G P Gratia3 , T Paringa4 , C H Primasari5. "Fenomena Racun TikTok Terhadap Budaya Konsumerisme  Mahasiswa Di Masa Pandemi COVID-19." Konvergensi Teknologi Dan Sistem Informas, vol. Vol 2 No 1, Apr. 2022.
Evianah, et al. "Fenomena Racun Tiktok Pada Perilaku Konsumtif Dalam Perspektif Islam ." Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 2024, http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v10i1.12766.
Febrianti, Anti Restiani , and Ira Hasianna Rambe. "FENOMENA TREND "RACUN TIKTOK" PADA MAHASISWA Â UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA KOTA BANDUNG." Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, vol. Volume 20 No 02, Sept. 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H