Mohon tunggu...
rafa nur fatihah P IPS
rafa nur fatihah P IPS Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa semester 1 prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Trend Racun Tiktok Terhadap Budaya Konsumerisme Remaja

11 Desember 2024   10:43 Diperbarui: 11 Desember 2024   13:14 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribun Medan.com

Seiring perkembangan zaman teknologi semakin canggih dan maju, apalagi hidup di zaman globalisasi yang serba digital. 

Kehadiran Internet dalam kehidupan kita sehari-hari diyakini telah menciptakan dunia digital dan menciptakan ruang budaya baru. Hal ini semakin terlihat dengan hadirnya media sosial. Di era digital  yang terus berkembang, media sosial telah menjadi platform yang sangat populer di kalangan pelajar. TikTok merupakan salah satu platform media sosial yang saat ini sedang berkembang pesat. TikTok merupakan aplikasi pembuatan video kreatif asal Tiongkok yang dikembangkan oleh perusahaan ByteDance pada September 2016.  Semakin kreatif video yang dibagikan  pengguna, maka semakin banyak orang yang tertarik dengan video tersebut. Konten video yang diposting di TikTok diduga dapat menyampaikan informasi  secara ringkas dan menarik, dan hal ini dimanfaatkan oleh para pengusaha sebagai bahan iklan sehingga menimbulkan fenomena yang disebut "RacunTikTok''.

 "RacunTiktok" merupakan trend yang menampilkan konten  yang memuat informasi  mengenai  produk, seperti unboxing dan review menarik. Konten ini  menimbulkan minat dan keingintahuan audiens Anda sehingga membuat mereka tertarik untuk membeli produk tertentu. Konten dengan hashtag #racuntiktok telah dilihat 2 miliar kali. Artinya, pengguna TikTok yang mayoritas adalah generasi milenial lebih rentan terhadap tren "racun TikTok" dan lebih cenderung terlibat dalam perilaku konsumen. Terutama perilaku konsumtif itu sendiri terdapat di kalangan remaja yang tentunya bermain media sosial dan juga sering berbelanja online.

Menurut Albarry (1994), pada mengartikan perilaku konsumtif merupakan perilaku boros atau berlebihan yaitu pada memakai barang atau jasa secara hiperbola. ia juga melanjutkan bahwa perilaku konsumtif merupakan perilaku konsumsi yg boros & berlebihan yg mengutamakan cita-cita daripada kebutuhan & terdapat skala prioritas atau bisa juga diartikan menjadi gaya hidup mewah.

Pengaruh racun tiktok terhadap perilaku konsumtif dimana pada saat iklan atau video promosi barang yang terlihat kreatif, para konsumen gelap mata dan langsung memesan produk yang ia lihat. Perilaku konsumtif semakin menjadi permasalahan di masyarakat, karena semakin seringnya remaja mengalami kecanduan terhadap berbagai produk maka semakin meningkat pula perilaku konsumsinya.Apalagi saat mencapai puncak promosi bulanan.

Apa sih yang menyebabkan perilaku konsumen meningkat di kalangan remaja?

1.Adapun unsur racun dari TikTok sendiri bisa berupa perasaan FOMO, atau takut ketinggalan, takut akan sesuatu.  Melewatkan sesuatu yang baru dan menjadi tren di beberapa kalangan.

 2. Banyak remaja yang  ingin menggunakan produk temannya yang memberikan kesan mewah dan  tidak ingin ketinggalan tren.

 3. Kebiasaan gaya hidup yang  berlebihan.

 4. Iklan platform sangat menarik sehingga anak muda langsung memesannya tanpa pikir panjang,  tanpa mempertimbangkan kebutuhan lain atau alasan lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun