cenderung mengandalkan sektor formal (orientasi amtenaar= pegawai negeri/swasta) sebagai matapencaharian hidup, adalah mitos belaka. Dengan kata lain, Tou-Minahasa juga tidak tabu menggeluti pekerjaan di sektor informal (catatan: ditemukan sejumlah anak muda Minahasa (pada umumnya orang Paso) menjajah usaha dagang di kaki lima di pasar-pasar (jual ikan).
Mengingat masalah lapangan kerja merupakan masalah yang sangat strategis untuk kepentingan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia pada umumnya, dan khususnya di Minahasa (Sulawesi Utara), maka kepada pihak yang berwenang, dalam hal ini pemerintah (disnaker), agar dalam kebijakan pembangunan pembedayaan masyarakat sudah selayaknya mempertimbangkan kehadiran sektor informal sebagai sektor yang dapat diandalkan untuk menanggulangi masalah penggangguran yang semakin hari semakin bertambah. Untuk itu, perlu diperhatikan.
------------------------------------------
Dipenggal dari buku Antropologi Minahasa: Identitas dan Revitalisasi (Albert WS Kusen, 2006).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H