Mohon tunggu...
Rafans Manado
Rafans Manado Mohon Tunggu... amtenar -

Aktivis ormas serta pemerhati bidang politik, pariwisata, dan kebudayaan Kota Manado,-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ragam Mata Pencaharian Hidup Non-pertanian Orang Minahasa

31 Oktober 2010   07:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:57 8844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Invasi penambangan ke luar daerah. Pertengahan tahun 2000-an, ternyata usaha penambangan emas yang sebelumnya dilakukan di kawasan Minahasa, tapi sudah menyebar (invasi) ke luar daerah, yakni ke daerah Sulawesi Tengah dan Tenggara serta di Papua. Pada umumnya dilakukan oleh ank-anak muda yang berasal dari Tompaso Baru.

12.  Usaha Salon Kecantikan Boleh dibilang usaha ini sudah dilakukan oleh perempuan Minahasa sejak tahun 50-an, yang dikenal dengan nama usaha ’tempat krol/kriting rambut’. Disebut tempat kriting rambut, karena memang pada waktu itu usaha ini hanya melayani konsumen (pada umumnya perempuan) yang akan mengeritingkan rambutnya. Alat untuk mengeriting rambut belum menggunakan alat elektonik, melainkan secara manual menggunakan bara api  tempurung kelapa untuk memanaskan alat penjepit - pembuat kriting rambut.

Seiring dengan berjalannya waktu, usaha salon kecantikan ini semakin berkembang baik secara kuantitas maupun kualitas. Usaha ini sudah menyebar ke berbagai daerah perkotaan dan pedesaan. Bahkan ada yang menjajah usaha ini secara berkeliling menggunakan kendaraan sepeda motor. Begitu juga variasi usaha kapsalon, tidak lagi semata-mata menata rambut, tapi ditambah dengan  yang bernuansa kesehatan tubuh, antara lain spa, lulur, refleksi telapak kaki + bersih-bersih kuku, dan massage tradisional/perawatan. Dan konsumennya tidak lagi terbatas pada kaum hawa (wewene) tapi juga bani adam/laki-laki (tuama) menggemarinya.

13. Usaha Tukang Sol Sepatu. Usaha ini pada umumnya dilakukan oleh orang Panasen Kakas dan orang Tondano. Mereka memulai profesi sebagai tukang sol sepatu/sandal (TSS) sejak tahun 70-an di pusat kota Manado. Usaha mereka ini digolongkan sebagai kaki lima karena tempat usahanya di emperan pertokoan. Kelompok TSS orang Panasen tempat usahanya terletak di kawasan Taman Kesatuan Bangsa (masuk lorong), sedangkan kelompok TSS orang Tondano terletak di kawasan Pasa 45 (catatan: sol sepatu artinya memperbaiki sepatu yang rusak, termasuk sendal dan memodifikasi bentuk sepatu).

Mengenai latar belakang sehingga mereka terjun menjadi TSS, singkatnya: 1) untuk kelompok TSS orang Panasen Kakas sebelumnya adalah karyawan toko sepatu (tahun 60-an) yang dikelola oleh orang Tionghoa di pusat kota (bendar). Oleh karena usaha jual sepatu mengalami kebangkrutan, beralihlah mereka sebagai TSS sampai sekarang ini; 2) untuk kelompok TSS orang Tondano (satu keluarga), sebelumnya adalah pedagang beras di pasar 45. Pada waktu pasar 45 dibangun kembali (awal tahun 70-an), mereka terpaksa tergusur dari kawasan pasar 45 karena tidak mampu untuk membayar sewah kios. Akhirnya salah seorang memang sudah memiliki ketrampilan sol sepatu beralih profesi sebagai TSS, kemudian diajak bebera[a kerabatnya untuk menggeluti profesi tersebut sampai sekarang ini.

14. Usaha-Usaha Lainnya. Adapun usaha-usaha lain yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut:

1) Usaha Tibo-Tibo.  Usaha ini dilakukan oleh perempuan Minahasa (pada umumnya dari Kawangkoan dan Sonder) yang berperan sebagai pengumpul hasil pertanian (sayur, rica, tomat, bawang, rempah-rempah) dari perkebunan yang ada di sana kemudian mendistribusikan ke pasar-pasar yang ada. Mereka mulai beroperasi sejak subuh, ada yang menunggu pedagang dari pasar yang akan membeli hasil pertanian tersebut, dan ada juda yang mendistribusikan langsung menjajah sendiri di pasar;

2) Usaha Blante. Usaha ini sebenarnya usaha dagang jual-beli secara langsung yang disebut blante. Pada umumnya digumuli oleh orang Kawangkoan dan Sonder, mencakup usaha jual beli rumah, jual beli sapi, jual beli kebun dsb. Hal yang menarik dalam usaha blante ini (perlu diklarifikasi kebenarannya) adalah kelicikan sang penjual sapi, ketika menjual sapinya yang sudah berusia tua dan dalam kondisi sakit, bisa laku terjual dengan harga mahal karena di telapak kaki sapi ditusuk jarum, spontas sapi tsb bergerak lincah sehingga terkesan kelihatan sehat dan  muda;

3) Usaha Makelar. Hampir semua orang Minahasa melakukan usaha jasa ini. Pada umumnya mereka beroperasi di pusat-pusat kota sebagai perantara jual beli mobil, rumah, tanah/lahan perkebunan dan barang-barang berharga lainnya (perhiasan, alat-alat elektronik dan perabot rumah). Sebagai informasi, mereka yang menggeluti usaha ini telah membuat suatu organisasi Himpunan Usaha Makelar (HUM) se Sulut.

Refleksi

Menyimak ragam mata pencaharian hidup orang Minahasa di atas, mengindikasikan bahwa anggapan orang Minahasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun