Mohon tunggu...
Rae Sita Michel
Rae Sita Michel Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance copywriter & content writer

Freelance copywriter & content writer who loves to learning anything

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Janji

21 Mei 2012   04:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:01 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Apa?”

“Sebelumnya, aku mau bertanya. Adakah orang lain pengisi hatimu? Jika sudah ada, lupakan semua yang akan aku katakana ketika aku selesai mengatakannya.”
Kata-katanya membuatku bingung. Kemudian aku menggeleng, sebagai isyarat tidak ada.

“Dea, lima tahun lalu ketika kamu mengatakan perasaanmu padaku sebenarnya disaat itu ada hal penting yang ingin kusampaikan juga. Aku juga mencintaimu. Aku juga memikirkanmu. Segala yang kau tulis tentang diriku kepadamu, itu wujud dari perasaanku padamu. Tapi, saat itu aku masih ingin fokus dengan masa depanku. Ku juga belum bisa memberikan apa-apa untukmu. Kini, kuberikan cintaku padamu. Maukah kamu menerimanya?”

Hatiku bergetar. Lidahku kelu. Mataku hanya bisa menatapnya. Tatapan kekagetan dan kebahagiaan. Akhirnya sebuah tenaga membuatku dapat mengatakannya.

“Tentu saja aku mau. Aku sudah menunggumu sejak lama. Kukira, hanya aku yang memiliki perasaan itu.”

Hari itu merupakan hari bahagia dalam hidupku. Cintaku yang lama tak kuketahui akankah datang. Kini, aku sudah berjalan bersamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun