Mohon tunggu...
Radiman Siringoringo
Radiman Siringoringo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

saya seorang mahasiswa yang keseharian saya adalah menulis, dengan tujuan untuk menuangkan ide saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bertambah Teguh dalam Injil Berdasarkan 2 Timotius 3: 10-17

10 Februari 2023   14:49 Diperbarui: 10 Februari 2023   15:04 1809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika Paulus memaparkan kehidupannya dalam pemberitaan Injil. Hidupnya yang menderita aniaya, hidupnya yang berhadapan dengan orang-orang penyesat, ia kembali mendapatkan Timotius. Dia mengatakan tetapi hendaklah engakau tetap berpegang pada kebenaran yang engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.  Pada bagian ini Paulus dua kali mengawali suatu kalimat dengan "tetapi engkau" , untuk membedakan Timotius dengan "orang-orang jahat dan penipu-penipu" yang baru digambarkannya. John Stott membedakan penggunaan kata pada ayat 10 dan ayat 14. Pada ayat 10 pertama-tama Paulus mengingatkan Timotius pada apa yang telah dilakukan sampai sekarang: "kau telah memperhatikan dan mengikuti ajaranku (bnd, ayat 10). Kemudian ia mendesak untuk bertekun pada jalan itu: "hendaklah engaku tetap berpegang..."(ayat. 14). Jadi ayat 10 -13 bicara tentang kesetiaan Timotius kepada rasul Paulus pada masa lampau, dan ayat 14-17 mendesak dia supaya tetap setia pada masa yang akan datang[17]. Kesetiaan ini berfokus pada kesetiaan yang tetap berpegang pada kebenaran yang telah ia terima. Tidak dapat dipengaruhi oleh keadaan, dan penderitaan. Sesekali ia di ingatkan Paulus, untuk mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadanya.  Menarik untuk diperhatikan mengapa Timotius mengingat orang-orang yang telah mengajarkanya itu ? apa alasan yang tepat mengapa Timotius harus setia pada ajaran kebenaran?Pada bagian ini Paulus mengingatkan Timotius untuk senantiasa mengingat orang yang telah mengjarkannya. 

             R. Budiman mengatakan  Orang-orang yang telah mengajarkan ajaran kepada Timotius bukan sembarang orang, melainkan orang-orang yang dapat dipercayai sepenuhnya, yaitu  neneknya Lois, ibunya Eunike, Bapak rohaninya Paulus, mereka semua orang-orang yang ia amat cintai dan junjung tinggi. Dengan selalu ingat bahwa ajaran itu ia terima dari orang-orang yang ia cintai dan percayai, maka ia tidak mudah ia akan meragukan dan melepaskan ajaran itu.[18]Demikian Jhon Stott menambahi, bahwa senantiasa mengingat orang yang mengjarkan ajaran itu adalah orang-orang yang terdekat dengan dia, tidak mungkin diberikan ajaran salah kepada Timotius.[19] Alasan yang kemudian  yang disebut Paulus Timotius diberi perintah yang mana, bahwa mulai kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang memberimu hikmat dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus. Menarik untuk diperhatikan Paulus dua kali memberi perintah untuk mengingat.  Mengapa penting sekali untuk Timotius untuk mengingat pada masa kecil dalam memahami kitab suci? Menurut tradisi orang Yahudi anak-anak kecil sudah sejak umur 5 tahun diajar di Sinagoge dalam pengetahuan Alkitab, yaitu kitab Perjanjian Lama[20]. Apa yang telah dipelajari begitu lama di bawah bimgbingan orang-orang saleh, pasti berakar dalam dan tidak mudah digoyahkan oleh angina ajaran sesat. Pengajaran itu muncul dari kitab Suci, kata kita suci dalam bahasa aslinya artinya,  is the name for the Holy Scriptures of the OT which was used among Gr-speaking Jews[21]. Lalu apa hubungannya dengan Perjanjian Baru? Jhon Stott menegaskan, bahwa inilah keharmonisan dengan kitab-kitab PL, dimana ia tegas menyatakan bahwa ia mengajarkan "tidak lain dari yang telah diberitahukan sebelumnya para nabi, dan oleh Musa, yaitu bahwa Mesias harus menderita dan dan bahwa dialah yang pertama bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa Israel dan kepada bangsa-bangsa lain (Kis. 26:22-23)[22]. Hal yang hampir sama dinyatakan oleh R. Budiman, bahwa PL merupakan jalan (hikmat untuk memahami) menuju keselamatan itu dan itu pun hanya terbuka oleh iman kepada Yesus Kristus. Artinya, hanya bila orang menerima Yesus di dalam iman, maka ajaran-ajaran di PL yang menuju pada Yesus semakin jelas (bnd Yoh 5:39, 40)[23]. Sekilas penulis merenung, mengapa Alkitab bisa memberi hikmat dan menuntut kepada keselamatan? Inilah yang akan dibahas penulis di poin selanjutnya.

 

2. 5. Asal dan Tujuan Alkitab (ay. 15b-17)

 

                 Pada pembahasan sebelumnya, diberitahukan bahwa Alkitab dapat menutun kepada keselamatan. Mengapa bisa demikian? Rasul Paulus memberitahuakan karena "Alkitab(segala Tulisan) yang diilhamikan Allah memang bermanfaat...,". Kata "segala tulisan" dalam bahasa aslinya yang berarti segala tulisan, ini merujuk tidak hanya dalam kitab PL tetapi ikut juga  Kitab PB. Sebab Paulus pernah menggabungkan suatu kutipan             Kitab Ulangan (25:4) dengan ucapan Yesus, yang di catat oleh Luk. 10:7 dan menyebut dua-duanya kitab suci (1 Tim. 5:18). Tidak hanya itu Paulus sendiri mengklaim dirinya diilhami oleh ilham Allah yang adalah ciri khas Alkitab, kemudian Petrus juga menganggap surat-surat Paulus sebagai Alkitab, sebab ia berbicara pada kitab-kitab yang lain (2 Pet. 3:16). Semua Alkitab di Ilhamkan oleh Allah. Frasa di Ilhami oleh Allah dalam bahasa aslinya , kalau diterjemahkan secara harafiah "diembuskan napas Allah, dinafaskan Allah".

             Reineker menyebut ajaran para Rabi adalah bahwa Roh Tuhan ada pada para Nabi dan berbicara melalui mereka, sehingga kata-kata tidak datang dari diri mereka sendiri, tetapi mulut Tuhan berbicara dan menulis dalam Roh Kudus. Jadi sangat jelas bahwa Alkitab dapat memberi hikamat dan menuntut kepada keselamatan karena sumber dan asalnya jelas, yakni dari Allah sendiri.Dengan adanya pengilhaman ini supanya Firman itu bermamfaat. Bermamfaat untuk mengajar. Mengajar dalam bahasa aslinya ialah , tidak hanya sekedar megajar tetapi ada juga membuktikan, menghukum, dan menegur. Kemudian untuk menyaggah kesalahan dan menegur dosa. Mamfaat selanjutnya ialah memperbaiki kelakuan, frasa memperbaiki kelakuan memiliki arti "mengatur dengan benar", serta mendidik orang dalam kebenaran. Dengan diperlengakapi dengan demikian untuk perbuatan yang baik. Kata diperlengakapi berupa petujuk --petunjuk dalam Firman Allah, supanya ia dapat berbuat setiap perbuatan yang baik. Ini berlaku untuk semua orang percaya (II Tim 2:21; Tit 3:1 bdk Ef 2:10).

 

Kesimpulan

           Dari Pembahasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa hidup  sepenuhnya di ubahkan Oleh Firman Allah. Firman Allah yang sanggup memberi kekuatan kepada orang yang hendak memberitakan Firman-Nya, penghiburan, hikmat. Dapat dilihat dari Pengalamnan Paulus, Firman yang membuat dia semakin bertambah teguh di dalam Injil, walaupun didera oleh pelbagai aniaya dan pemburuan, dan derita. Kesanggupan ini didasarkan oleh Firman Allah yang memberikan hikmat, untuk hidup saleh yang walaupun dunia tidak sependapat, tetapi Firman memberi kekuatan karena bersumber dari Allah sendiri. Kekuatan Firman Allah sanggup membuat setiap orang hidup di  dalam-Nya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun