Kristus Korban yang Sempurna ( Ibrani. 10:1-18)
Oleh Radiman Siringoringo
BAB.I
PENDAHULUAN
Suatu teka-teki yang lebih besar adalah penulis kitab ini. Penulis tidak menyebutkan namanya sendiri, atau menyebutkan suatu keadaan atau hubungan yang akan mengungkapkan jati dirinya secara pasti. Pengamatan terhadap surat ini menunjukkan bahwa penulis adalah orang yang memiliki kemampuan sastera yang tinggi. Ia bukanlah seorang Rasul Kristus (Ibrani 2:3)[1]. Banyak nama lain yang telah diajukan sebagai penulis surat ini, yang paling menonjol diantaranya adalah Barnabas, sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Tertulianus, dan Apolos, menurut dugaan Martin Luther[2]. Hal-hal yang menguatkan Barnabas adalah kenyataan bahwa ia seorang Yahudi, seorang Lewi, seorang rekan Paulus yang ajarannya pasti sangat menyerupai ajaran Paulus, dan seorang dapat melayani baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi. Di sisi lain, ada yang berpendapat surat ini ditulis oleh Paulus hal ini dikatakan oleh Clement dari Alexsandria berdasarkan pendapatnya dari “penatua terberkati”, yang umumnya dianggap sebagai pendahulunya. Pendapat ini didukung oleh Origen ia mengatakan bahwa surat Ibrani adalah pemikiran Paulus[3]. Akan tetapi pandangan ini dipatahkan oleh Subandrijo, ia mengatakan bahwa gaya bahasa Paulus sangat begitu berbeda dengan retorika surat Ibrani yang sangat bagus[4].
Dari pandangan para Ahli ini tidak ada yang membuat alasan yang begitu jelas tentang kepenulisan surat Ibrani ini. lalu siapa penulisnya? Dari pengamatan penulis, banyak yang menyimpulkan bahwa penulis kitab Ibrani bukan Paulus, dan Barnabas akan tetapi mereka kebanyakan mengatakan bahwa kitab ini ditulis oleh Apolos adapun alasan-alasannya anatara lain :
- Kaitan erat antara Apolos dan Paulus menjelaskan munculnyapengaruh Paulus di Surat Ibrani
- Kaitan Apolos dengan Aleksandria menjelaskan nuansa Aleksandria di Surat Ibrani
- Pengenalan Apolos akan KitabSuci menjelaskan akan sifat Alkitabiah dan argumentasi surat Ibrani dan pemakaian versi LXX
- Keindahan gaya bahasa Apolos sesuai dengan bentuk otoritas surat Ibrani.
- Kontak Apolos dengan Timotius
- Pengaruh Apolos yang cukup besar di berbagai jemaat.[5]
Seluruh pendapat para Ahli ini masih belum ada yang memberikan kepastian serta masih diperdebatkan. Tepat seperti yang dikatakan Origen “Hanya Tuhan yang tahu siapa penulis kitab ini”. Yang jelas kitab ini ditulis oleh orang yang memiliki gaya pikiran yang cukup baik dalam pengenalan akan perjanjian Lama. Sehinggga penafsir perjanjian Baru mengatakan yang menulis kitab ini adalah orang Yahudi diaspora[6]. Lalu di mana ditulis kitab ini dan kapan ditulis?
Menurut Ibrani 13: 23-24, penyebutan Italia memberikan kesan bahwa surat ini ditulis di Roma[7]. Di sisilain ada yang mengatakan bahwa kitab ini ditulis di Palestina dengan penyebutan “tabernakel” sebagai ganti “bait suci” dan menegaskan bahwa bait Yerusalem masih berdiri dan pembaca hidup disekitarnya[8]. Dengan melihat berbagai asumsi para ahli penulis lebih setuju bahwa kitab ini ditulis di Roma. Adapun alasanya: