Mohon tunggu...
radhikafebriansyah
radhikafebriansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

243510135

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Keamanan Data Pribadi di Era Digital : Tantangan dan solusi.

20 Desember 2024   18:59 Diperbarui: 20 Desember 2024   18:59 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Malware adalah perangkat lunak jahat yang dirancang untuk merusak sistem atau mencuri data pribadi pengguna. Malware dapat diinstal secara diam-diam ke dalam perangkat pengguna, sering kali melalui lampiran email atau unduhan perangkat lunak yang tampaknya aman. Malware dapat mencuri informasi pribadi, merusak perangkat keras atau perangkat lunak, atau bahkan mengendalikan perangkat korban.

Ransomware adalah jenis malware yang mengenkripsi data pribadi pengguna dan meminta tebusan untuk mendekripsi data tersebut. Serangan ransomware sering kali melibatkan pembobolan sistem keamanan dan menuntut pembayaran dalam bentuk cryptocurrency agar data yang telah terenkripsi bisa diakses kembali. Serangan ini semakin meningkat, dan banyak perusahaan besar menjadi korban dari serangan ransomware yang merugikan.

c. Serangan DDoS (Distributed Denial of Service)

Serangan DDoS terjadi ketika sejumlah besar perangkat, yang sering kali merupakan bagian dari jaringan botnet, mengirimkan lalu lintas yang sangat besar ke server atau situs web tertentu. Hal ini menyebabkan server atau situs web menjadi tidak dapat diakses oleh pengguna lainnya, atau bahkan menyebabkan kerusakan pada infrastruktur digital yang lebih luas. Meskipun serangan DDoS biasanya lebih berfokus pada kelumpuhan layanan daripada pencurian data, serangan ini dapat membuka celah bagi peretas untuk melancarkan serangan lebih lanjut.

2. Keterbatasan Keamanan Sistem

Keamanan sistem yang lemah atau tidak memadai sering kali menjadi penyebab utama kebocoran data pribadi. Banyak perusahaan dan individu masih menggunakan sistem atau perangkat lunak yang tidak memiliki perlindungan yang cukup kuat untuk mencegah akses tidak sah. Bahkan ketika perusahaan telah mengadopsi sistem keamanan, mereka mungkin tidak selalu memperbarui perangkat lunak mereka atau melakukan audit secara rutin untuk memastikan sistem mereka tetap aman.

a. Penyimpanan Data yang Tidak Terlindungi

Salah satu kesalahan besar yang sering dilakukan oleh organisasi adalah menyimpan data pribadi pengguna tanpa perlindungan yang memadai. Data yang tidak terenkripsi atau tidak dilindungi dengan metode keamanan yang kuat dapat dengan mudah dicuri jika terjadi pelanggaran data. Penyimpanan data secara sembarangan ini menjadi tantangan utama dalam melindungi data pribadi pengguna.

b. Penggunaan Kata Sandi yang Lemah

Penggunaan kata sandi yang mudah ditebak adalah masalah umum dalam dunia digital. Banyak orang masih menggunakan kata sandi yang sederhana, seperti “123456” atau “password,” yang dengan mudah dapat ditebak oleh peretas. Pengguna yang tidak mengubah kata sandi mereka secara teratur atau yang menggunakan kata sandi yang sama di berbagai platform berisiko tinggi mengalami pencurian data.

Perusahaan dan platform digital seharusnya mendorong pengguna untuk menggunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun. Selain itu, autentikasi dua faktor (2FA) adalah langkah penting untuk memperkuat perlindungan akun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun