Mohon tunggu...
Ade Asep Syarifuddin
Ade Asep Syarifuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Search Excellent of Life

Saya seorang jurnalist di Pekalongan. Website saya www.radarpekalongan.co.id Semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Coaching Imajiner Bupati Pekalongan Asip Kholbihi dengan Dr Stephen R Covey

15 Maret 2020   22:29 Diperbarui: 15 Maret 2020   23:29 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kemudian dua kelompok tersebut yang duduk di ruangan yang sama tadi, diperlihatkanlah gambar yang ketiga. Gambar tersebut adalah gabungan gambar yang dilihat oleh kelompok pertama dan kelompok kedua. Kemudian pemandu di depan ruangan bertanya, gambar apakah ini? Dua kelompok tersebut menjawb persis sesuai dengan pengalaman sebelumnya. Ya, betul. Ada yang menjawab gambar nenek-nenek usia 70 tahun, yaitu keleompok pertama dan kelompok kedua menjawab gambar gadis usia 17 tahun. Pak Asip paham, mengapa mereka menjawab berbeda? Padahal mereka melihat gambar yang ketiga. Gambar  ketiga itu pun satu gambar, bukan dua gambar?" Dr Covey bertanya kepada Asip Kholbihi.

Asip Kholbihi menanggapi pertanyaan Dr Covey.

"Yang saya fahami, seseorang atau sekelompok orang, akan merespons sesuatu sesuai dengan pengalaman persepsi sebelumnya. Dalam kasus ini, ketika sekelompok orang sebelumnya pernah melihat gambar nenek-nenek usia 70 tahun, maka pikirannya bekerja keras untuk meng-gatuk-gatuke atau mencari persamaan dari gambar yang ada. Kebetulan gambar yang ketiga juga di dalamnya ada gambar yang mirip dengan gambar nenek-nenek, maka dengan lantang kelompok pertama akan berkata itu adalah gambar nenek-nenek usia 70 tahun. Demikian halnya dengan kelompok kedua akan menjawab sesuai pengalaman sebelumnya," kata Asip.

"Pak Asip bisa menjelaskan ke saya, dalam kehidupan nyata di masyarakat, apa arti dua gambar tersebut? Dr Covey memancing kembali Asip Kholbihi untuk berpikir serius.

"Begini Dr Covey, dari pengalaman saya ketika menjadi Ketua DPRD di Kabupaten Pekalongan, ketika saya menyampaikan ide dan gagasan dan program kepada masyarakat, ternyata respons mereka beragam. Ada yang setuju, ada yang tidak setuju, ada yang setuju dengan syarat, ada juga yang awalnya tidak setuju setelah diyakinkan menjadi setuju. Ada juga yang tetap tidak setuju walaupun setelah diyakinkan berkali-kali, apa manfaat yang akan diperoleh dari program tersebut," tutur Asip.

"Saya menilai, ketidaksetujuan mereka bukan karena programnya tidak bagus. Tapi karena mereka tidak cukup referensi tentang program tersebut. Atau bisa jadi mereka mempunyai pengalaman buruk terhadap janji-janji anggota DPRD yang berkali-kali tidak direalisasikan. Sehingga mereka menjadi tidak percaya. Kalau saya, ketika ada pihak yang tidak setuju, tugas saya adalah menjelaskan sejelas-jelasnya sampai tuntas, meyakinkan sampai mereka mengerti," tutur Asip berapi-api.

Dr Covey sangat mengapresiasi jawaban tersebut.

"Betul apa yang dikatakan Pak Asip. Anda lulus dengan nilai A+ untuk materi tentang "Persepsi". Saya bergeser ke materi kedua tentang Proaktif. Apakah Pak Asip punya pengalaman yang mendukung kata Proaktif?"

Asip berpikir sejenak, kemudian menanggapi dengan tutur kata yang sangat logis dan mudah difahami.

"Proaktif itu lawan dari reaktif. Proaktif itu tidak sekadar inisiatif, proaktif adalah sebagai manusia kita bertanggungjawab atas hidup kita sendiri. Perilaku kita adalah fungsi dari keputusan kita, bukan kondisi kita. Kita dapat menomorduakan perasaan sesudah nilai. Kita mempunyai inisiatif dan tanggung jawab untuk membuat segala sesuatunya terjadi. Orang proaktif tidak pernah menyalahkan keadaan. Perilaku mereka adalah produk dari pilihan sadar mereka berdasarkan nilai bukan berdasarkan perasaan," tutur Asip.

"Sementara lawan proaktif adalah reaktif. Orang reaktif keputusannya dipengaruhi oleh sesuatu dari luar. Jika cuaca terang, mereka senang, jika cuaca buruk mereka sedih dan pusing kepala. Bisa jadi jika cuaca terang mereka bekerja dengan bahagia, namun jika cuaca hujan, mereka bekerja sebaliknya. Orang reaktif juga akan berbuat baik ketika lingkungan baik, dan akan berbuat sebaliknya jika lingkungannya tidak baik," kata Asip Kholbihi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun