Mohon tunggu...
Ade Asep Syarifuddin
Ade Asep Syarifuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Search Excellent of Life

Saya seorang jurnalist di Pekalongan. Website saya www.radarpekalongan.co.id Semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Coaching Imajiner Bupati Pekalongan Asip Kholbihi dengan Dr Stephen R Covey

15 Maret 2020   22:29 Diperbarui: 15 Maret 2020   23:29 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bupati Pekalongann H Asip Kholbihi. Foto http://radarpekalongan.co.id

INI adalah seri tulisan Rahasia "Kepemimpinan Gas-Pol" Bupati Pekalongan Asip Kholbihi. Rahasia kepemimpinannya ada dalam dialog dalam bentuk coaching imajiner di bawah ini. Berikut paparan coachingnya.

***

SUATU hari 4 tahun yang lalu Dr Stephen R Covey penulis buku The  7 Habit of Highly Effective People menelepon Bupati Pekalongan Asip Kholbihi.

"Halo ini dengan Pak Asip, apa kabar? Saya baca dari berita koran lokal Pekalongan, Anda terpilih menjadi Bupati Pekalongan. Selamat ya sekarang Anda menjadi pemimpin seluruh masyarakat Kabupaten Pekalongan. Tugasnya sangat berat karena harus melayani seluruh kebutuhan masyarakat. Hal utama yang harus diperkuat adalah leadership Pak Asip sendiri. Saya juga sudah mendengar, sebelum menjadi Bupati Pekalongan, Pak Asip sudah beberapa kali menjadi Ketua DPRD di Kabupaten Pekalongan, dan terakhir anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Itu modal awal yang cukup bagus untuk memperkuat leadership sebagai Bupati," kata Dr Covey cukup panjang lebar membuka pembicaraan via telepon.

Dr Stephen R. Covey. Foto: http://www.lifeisanecho.com
Dr Stephen R. Covey. Foto: http://www.lifeisanecho.com

"Betul Pak Dr Covey, terimakasih atas supportnya," kata Asip Kholbihi menanggapi ucapan selamat dari Dr Stephen R Covey.

"Saya sangat membutuhkan pendampingan dari njenengan sebagai pakar leadership. Kalau bersedia, saya minta njenengen menjadi coach saya selama saya menjadi Bupati Pekalongan. Coaching via telepon pun tidak masalah, nanti 6 bulan sekali saya terbang ke Amerika untuk coaching one on one jika ada PR besar yang membutuhkan coaching secara langsung. Bagaimana Pak Covey, apakah bersedia?"

"Dengan senang hati Pak Asip. Keahlian saya memang dalam hal pengembangan diri dan leadership. Sebuah organisasi, pemerintahan, bisnis atau apapun bentuknya ketika belum menunjukkan kemajuan yang signifikan, persoalan utamanya adalah pemimpinnya harus meng-upgrade skill leadership-nya. Ketika sebuah organisasi banyak masalah, tidak tertib, belum menunjukkan kemajuan yang signifikan, itu bukan disebabkan oleh apa-apa, dan tidak menyalahkan siapa-siapa, tapi disebabkan oleh pemimpinnya yang tidak cukup ilmu dan jam terbang leadership-nya," tutur Dr Covey mulai membuka pembicaraan dan mendiskusikan tema awal yang cukup penting.

Mendengar penjelasan tersebut, Asip Kholbihi tidak sabar untuk segera bertanya banyak hal tentang kepemimpinan yang ideal yang dapat mendongkrak kemajuan sebuah wilayah.

"Pak Dr Covey, apa hal pertama yang harus dimiliki oleh pemimpin?" Asip Kholbihi mulai membuka pertanyaan.

"Pak Asip sudah punya buku saya belum? Judulnya The 7 Habits of Highly Effective People. Dalam bahasa Indonesia berjudul 7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif. Manusia dalam konteks judul tersebut adalah orang yang menjadi pemimpin atau berkeinginan kuat menjadi pemimpin. Kalau sudah punya, coba baca bagian pertama tentang Paradigma dan Prinsip. Sub judulnya Dari Dalam ke Luar. Di situ ada dua kelompok orang yang melihat dua gambar yang berbeda dalam satu waktu. Gambar yang dilihat kelompok pertama adalah gambar nenek-nenek usia 70 tahun dan kelompok kedua melihat gambar gadis usia 17 tahun," kata Dr Covey mulai membahas bukunya.

"Kemudian dua kelompok tersebut yang duduk di ruangan yang sama tadi, diperlihatkanlah gambar yang ketiga. Gambar tersebut adalah gabungan gambar yang dilihat oleh kelompok pertama dan kelompok kedua. Kemudian pemandu di depan ruangan bertanya, gambar apakah ini? Dua kelompok tersebut menjawb persis sesuai dengan pengalaman sebelumnya. Ya, betul. Ada yang menjawab gambar nenek-nenek usia 70 tahun, yaitu keleompok pertama dan kelompok kedua menjawab gambar gadis usia 17 tahun. Pak Asip paham, mengapa mereka menjawab berbeda? Padahal mereka melihat gambar yang ketiga. Gambar  ketiga itu pun satu gambar, bukan dua gambar?" Dr Covey bertanya kepada Asip Kholbihi.

Asip Kholbihi menanggapi pertanyaan Dr Covey.

"Yang saya fahami, seseorang atau sekelompok orang, akan merespons sesuatu sesuai dengan pengalaman persepsi sebelumnya. Dalam kasus ini, ketika sekelompok orang sebelumnya pernah melihat gambar nenek-nenek usia 70 tahun, maka pikirannya bekerja keras untuk meng-gatuk-gatuke atau mencari persamaan dari gambar yang ada. Kebetulan gambar yang ketiga juga di dalamnya ada gambar yang mirip dengan gambar nenek-nenek, maka dengan lantang kelompok pertama akan berkata itu adalah gambar nenek-nenek usia 70 tahun. Demikian halnya dengan kelompok kedua akan menjawab sesuai pengalaman sebelumnya," kata Asip.

"Pak Asip bisa menjelaskan ke saya, dalam kehidupan nyata di masyarakat, apa arti dua gambar tersebut? Dr Covey memancing kembali Asip Kholbihi untuk berpikir serius.

"Begini Dr Covey, dari pengalaman saya ketika menjadi Ketua DPRD di Kabupaten Pekalongan, ketika saya menyampaikan ide dan gagasan dan program kepada masyarakat, ternyata respons mereka beragam. Ada yang setuju, ada yang tidak setuju, ada yang setuju dengan syarat, ada juga yang awalnya tidak setuju setelah diyakinkan menjadi setuju. Ada juga yang tetap tidak setuju walaupun setelah diyakinkan berkali-kali, apa manfaat yang akan diperoleh dari program tersebut," tutur Asip.

"Saya menilai, ketidaksetujuan mereka bukan karena programnya tidak bagus. Tapi karena mereka tidak cukup referensi tentang program tersebut. Atau bisa jadi mereka mempunyai pengalaman buruk terhadap janji-janji anggota DPRD yang berkali-kali tidak direalisasikan. Sehingga mereka menjadi tidak percaya. Kalau saya, ketika ada pihak yang tidak setuju, tugas saya adalah menjelaskan sejelas-jelasnya sampai tuntas, meyakinkan sampai mereka mengerti," tutur Asip berapi-api.

Dr Covey sangat mengapresiasi jawaban tersebut.

"Betul apa yang dikatakan Pak Asip. Anda lulus dengan nilai A+ untuk materi tentang "Persepsi". Saya bergeser ke materi kedua tentang Proaktif. Apakah Pak Asip punya pengalaman yang mendukung kata Proaktif?"

Asip berpikir sejenak, kemudian menanggapi dengan tutur kata yang sangat logis dan mudah difahami.

"Proaktif itu lawan dari reaktif. Proaktif itu tidak sekadar inisiatif, proaktif adalah sebagai manusia kita bertanggungjawab atas hidup kita sendiri. Perilaku kita adalah fungsi dari keputusan kita, bukan kondisi kita. Kita dapat menomorduakan perasaan sesudah nilai. Kita mempunyai inisiatif dan tanggung jawab untuk membuat segala sesuatunya terjadi. Orang proaktif tidak pernah menyalahkan keadaan. Perilaku mereka adalah produk dari pilihan sadar mereka berdasarkan nilai bukan berdasarkan perasaan," tutur Asip.

"Sementara lawan proaktif adalah reaktif. Orang reaktif keputusannya dipengaruhi oleh sesuatu dari luar. Jika cuaca terang, mereka senang, jika cuaca buruk mereka sedih dan pusing kepala. Bisa jadi jika cuaca terang mereka bekerja dengan bahagia, namun jika cuaca hujan, mereka bekerja sebaliknya. Orang reaktif juga akan berbuat baik ketika lingkungan baik, dan akan berbuat sebaliknya jika lingkungannya tidak baik," kata Asip Kholbihi.

"Dalam kehidupan sehari-hari, saya tidak akan marah balik kalau ada orang marah ke saya. Kalau ada orang marah, saya akan tersenyum, saya tidak mengijinkan diri saya terbawa oleh emosi orang lain. Bisa saja saya ikut marah kalau ada orang yang marah ke saya, tapi saya tidak memilih itu. Saya harus memilih mana yang terbaik buat saya, bukan memilih sesuai dengan keinginan orang lain. Apalagi ketika menjadi pemimpin, banyak pihak yang mengarahkan ke mana keinginan kelompok mereka. Saya tetap harus fokus memilih yang terbaik untuk semuanya," kata Asip panjang lebar.

"Baik, good... good," kata Dr Covey, terdengar setuju dengan penjelasan Bupati Asip.

"Sekarang kita sudahi dulu coaching hari ini, kita lanjut minggu depan ya," kata Dr Covey.

Bupati Asip menyuetujui sambil berkata, "Oke sir, your are very welcome," sambil menutup sambungan telepon.

***

Dialog di atas memaparkan dua tema rahasia para pemimpin sukses. Bila difahami, diinternalisasi dan dipraktekkan, maka akan memunculkan sikap dan karakter pemimpin yang dapat mengusung perubahan ke arah yang lebih baik. (*)

*) Penulis adalah GM Radar Pekalongan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun