Maaf, aku membuatmu bersedih selama ini, sungguh aku tidak bermaksud sombong padamu, Ca. Aku hanya berusaha menjaga jarak, bukan karena aku tidak menyukaimu. Tapi karena sejak awal aku tahu kita berbeda. Tapi percayalah, perasaanku sama seperti perasaanmu. Aku menyukaimu sejak pertama kita ketemu. Aku bersusah payah menolak perasaan itu, meskipun kadang-kadang gagal.Â
Ca, sekali lagi maafkan aku.Â
Aku menyukaimu, tetapi Tuhan kita berbeda. Itulah yang kelak akan menjadi kendala jika hubungan tetap dilanjutkan. Cukuplah kita simpan perasaan ini dalam hati kita masing-masing. Perayalah, Ca, kamu telah masuk ke dalam hatiku dan aku akan menyimpannya baik-baik. Begitupun sebaliknya, simpanlah aku dalam hatimu selamanya.Â
Big hug
Daniel Zenit
SintLouis, Semarang, Juli 2003
Â
Teruntuk Daniel Zenit Patrik Siahaan, maaf namamu kupinjam dalam ceritaku. Jika suatu hari nanti kamu baca tulisan ini, ngga usah GR. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan kejadian itu hanya kebetulan semata.Â
Rachmawati Ash, menyimpan banyak surat dan boneka dari teman-temannya sejak SD hingga SMA. Perempaun yang ingin jalan-jalan ke India, China dan Turki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H