Faktor Risiko Nyeri SendiÂ
Siapa pun bisa mengalami nyeri sendi. Namun, seseorang dengan faktor-faktor di bawah ini memiliki risiko lebih tinggi
terkena nyeri sendi pada tulang, sendi, atau tulang rawan sejak lahir
- Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
- Berusia lebih dari 50 tahun
- pernah cedera sendi
- Riwayat penyakit sendi dari keturunan atau keluarga
- Anda menderita penyakit ginjal atau hati
- Anda menderita obesitas atau penyakit metabolik, seperti diabetes dan hemochromatosisÂ
- kulit Anda mudah sakit, misalnya psoriasis atau eksim
- Anda menderita depresi, kecemasan, atau stres
- Sering melakukan aktivitas yang melibatkan gerakan berulang dan tekanan sendi, seperti melukis, memainkan alat musik, atau berkebun
Gejala nyeri sendi
Nyeri sendi ditandai dengan rasa tidak nyaman atau nyeri pada persendian. Kondisi ini biasanya merupakan gejala suatu penyakit tertentu, sehingga seringkali juga disertai gejala lain, seperti:
- persendian terasa merah, bengkak, dan nyeri bila disentuh
- persendian terasa hangat dan kaku
- pergerakan sendi terganggu atau terbatas
- Sendi berat untuk digerakkan, misalnya pincang karena nyeri lutut
Kapan harus ke dokter
Temui dokter jika Anda mengalami gejala di atas, terutama jika nyeri tidak kunjung membaik dalam waktu 2 minggu setelah pengobatan mandiri. Segera dapatkan pertolongan medis jika Anda mengalami nyeri sendi yang disertai gejala berikut:
- Demam
- Sendi berubah bentuk
- Sendi membengkak dengan cepat
- Sendi dan sekitarnya tidak dapat digerakkan
- Nyeri sendi semakin parah dan tak tertahankan
- Malam hari berkeringat banyak
- Penurunan berat badan drastis
Mendiagnosis nyeri sendi
Untuk mengetahui penyebab nyeri sendi, dokter menggunakan skala nyeri untuk menanyakan nyeri yang dialami pasien, termasuk tingkat keparahan nyeri yang diketahui. Dokter juga akan menanyakan riwayat cedera atau penyakit apa pun serta obat-obatan yang sedang dikonsumsi pasien.
Setelah itu, dokter akan memeriksa apakah terdapat pembatasan gerak, pembengkakan dan perubahan warna pada sendi yang nyeri.
Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui penyebab nyeri sendi, antara lain:
- Tes darah untuk mengetahui apakah nyeri sendi disebabkan oleh penyakit autoimun tertentu
- Analisis cairan sinovial (arthrocentesis), pemeriksaan cairan sinovial dan deteksi peradangan
- Rontgen, deteksi kerusakan tulang dan tulang rawan serta observasi tulang di taji
- CT scan, MRI atau USG untuk melihat kondisi tulang dan jaringan lunak, termasuk tendon, bursa atau ligamen. Â
Pengobatan nyeri sendi
Pengobatan nyeri sendi bertujuan untuk meredakan nyeri dan peradangan, meningkatkan fungsi sendi, serta mengobati penyakit dan kondisi yang mendasarinya. Cara pengobatan yang dapat dilakukan sebagai berikut: