Kesiapsiagaan itu antara lain; Kesiapan inftrastruktur dari/dan menuju obyek wisata; Lalu kesiapan areal parkir untuk menampung lonjakan pengunjung. Di samping itu yang tak kalah penting dan justru terpenting adalah kesiapsiagaan dalam menangkap potensi bahaya yang muncul.Â
Di wisata air (sungai/pantai), misalnya, harus diperbanyak tenaga penjaga pantai agar jangan sampai terjadi ada wisatawan yang terbawa arus (ombak) laut. Jangan sampai perahu yang dinaiki terbalik, misalnya, atau jembatannya roboh, dan sebagainya.
Kesiapsiagaan ini dimaknai bahwa pengelola mampu menangkap potensi bahaya yang muncul akibat membludaknya pengunjung (wisatawan).Â
Dari kesiapsiagaan ini, maka bila dirasa petugasnya kurang, maka pengelola objek wisata bisa melibatkan potensi yang ada pada masyarakat sekitar agar turut berperan serta membantu petugas menjaga keselamatan pengunjung obyek wisata. Bahasa sederhananya; Jangan duitnya aja mau, namun fasilitas dan keamanan terabaikan!
Ini menjadi tugas para pemangku kepentingan yang ada. Cukuplah musibah di jembatan Cariu menjadi pelajaran kita, bagaimana mengelola tempat wisata. Marilah kita ciptakan liburan dan hiburan rakyat yang berkesan.Â
Karena sejatinya rakyat memang kurang piknik, dan libur panjang adalah kesempatan rakyat untuk piknik, melepaskan diri dari himpitan kesulitan hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H