Ingatanku menjalar ke belakang. Teringat keluarga angkatku. Mereka pasti lagi sedih mencariku. Merasa kehilanganku. Dan yang paling merana, pasti orangtua angkatku. Dia yang merawatku sedari kecil. Aku membatin, "Pelarianku bukan jalan yang bijak."
Tapi, aku sudah memilih takdirku sendiri. Inilah yang akan kujalani saat ini.
"Nanti dulu ya dek," kata orang yang lebih tinggi kepada gadis kecil itu. "Nanti kita tanya papamu dulu."
Wajah gadis kecil itu berubah muram. Aku dipeluknya lebih erat.
"Si Mona kan baru mati."
Pria yang membukakan pintu kamarku penasaran. "Kucingnya, memang mati kenapa, bu?"
"Jatuh dari apartemen kami. Di lempar," suaranya pelan mengarah ke si pria. Mata wanita itu melirik ke gadis kecil. "Wajahnya saja polos pak, anak tiri saya kalau lagi kambuh, kucingnya sering disiksa. Sudah tiga kucing mati."
Aku terdiam. Pria itu juga terdiam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H