Mohon tunggu...
Rachmad Miftah Huda
Rachmad Miftah Huda Mohon Tunggu... Mahasiswa - POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (PKTJ) Tegal

Manchester United

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Penggunaan Nilai-Nilai Pancasila sebagai Sistem Filsafat

5 Januari 2023   08:57 Diperbarui: 5 Januari 2023   09:16 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

filsafat Pancasila adalah hasil berpikir yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia, yang oleh bangsa Indonesia dianggap, dipercayai dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, nilai-nilai, norma-norma) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia. pancasila merupakan suatu sistematika filsafat karena masing-masing sila-nya (prinsip azasi, idea azasi) kait-mengkait, merupakan unified view atau kesatuan pandangan yang menyeluruh.  Pancasila juga disebut all balanced composition, sebab di dalamnya tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubungan (1) manusia dengan Tuhan, (2) manusia dengan sesamanya, (3) manusia dengan tanah air-nya, dan (4) manusia dengan harta bendanya. 

 Dasar pikiran aktualisasi filsafat Pancasila : 

Ada beberapa alasan mengapa filsafat Pancasila perlu ada. Beberapa alasan itu  dapat dibedakan ke dalam orientasi atau wawasan kepada masa lampau dan masa kini serta orientasi kepada masa depan. Berikut ini uraian masing-masing.

a.  Orientasi kepada masa lampau dan terjadinya penyimpangan

Orientasi kepada masa lampau berarti melihat perkembangan Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia, utamanya sejak dirumuskannya Pancasila sebagai dasar negara sebagai tuntutan Proklamasi Kemerdekaan.  Sejarah bangsa Indonesia pada dasarnya juga sejarah Pancasila itu sendiri.

b.  Orientasi masa kini

1) Realitas material, menurut isi dan keluasannya, tata nilai dan tata masyarakat dalam sosio-budaya bangsa ideologi mengandung nilai-nilai filsafat. Nilai-nilai itu belum dirumuskan sebagai filsafat, melainkan sebagai sikap hidup masyarakat; untuk dalam bahasa Jerman kita kenal sebagai Weltanschauung merupakan filsafat pada tahap awal atau sering mendahului timbulnya filsafat, tepatnya yang kemudian dapat dirumuskan sebagai filsafat dari para pendukungnya.

2) Realita fungsional-praktis, nilai-nilai Pancasila yang disebut sebagai nilai-nilai dasar, tersebut telah menjadi tata nilai dalam sosio-budaya sepanjang sejarah.

c.  Orientasi ke masa depan

Kelangsungan hidup bangsa dan negara memerlukan ketahanan nasional dan ketahanan nasional memerlukan adanya filsafat Pancasila. Hal ini telah dibuktikan dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia bahwa hanya dengan berpegang pada nilai-nilai dasar Pancasila bangsa Indonesia berhasil mendirikan negara merdeka dan mempertahankannya dari berbagai ancaman, baik dari luar (usaha-usaha kembalinya penjajah Belanda, gerakan suvervisi), maupun rongrongan dari dalam (perpecahan, pemberontakan, gerakan separatisme atau pemisahan, unitarisme atau federasi, feodalisme, paham kedaerahan dan lain-lain). Ancaman tersebut memuncak dengan adanya G.30 S/PKI, pada saat mana nilai-nilai Pancasila berkobar dengan seindah-indahnya, sehingga berhasil menggagalkan gerakan tersebut dan dengan demikian Pancasila dinyatakan sebagai ”sakti”, dan 1 Oktober dinyatakan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Fungsi Pancasila

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun