Aku merasa seperti terseret ke dalam ceritanya, meskipun aku tidak tahu apa yang sedang terjadi.
"Masa laluku penuh dengan harapan," kata Mariana, suaranya meresapi setiap sudut ruangan. "Aku jatuh cinta dengan seorang pria yang mampu mengisi hari-hariku dengan tawa. Namun, cinta itu berubah menjadi kegelapan saat aku mengetahui pengkhianatan yang tak termaafkan."
Aku bisa merasakan ketakutan dalam kata-katanya. "Apa yang terjadi?"
Mariana tertawa dengan pahit. "Dia mengkhianatiku dengan sahabatku sendiri. Kepercayaan dan cinta yang kutorehkan begitu saja hancur.
Aku diliputi oleh amarah dan keputusasaan, dan akhirnya, aku membunuhnya, membunuh sahabatku, dan membunuh diriku sendiri di sini."
Aku merasa sedih mendengarnya. "Apa yang terjadi setelah kematianmu?"
"Setelah aku meninggal, aku terperangkap di antara dunia hidup dan dunia mati. Kesedihan dan kemarahan mempertahankan aku di sini," ujarnya dengan suara yang penuh derita.Â
"Dan sejak itu, aku menghantui tempat ini, mencari seseorang yang mungkin bisa menguapkan kesendirianku ketika siang berganti malam."
Terdengar getaran dalam suara Mariana, seperti rangkaian emosi yang terjalin dalam kisahnya.
"Kau adalah satu-satunya yang memasuki tempat ini dalam waktu yang lama," lanjut Mariana dengan suara yang lebih halus. "Aku merasa... tertarik padamu. Apakah kau bersedia mendengarkan lebih lanjut tentang kisahku?"
Aku merasa sulit untuk menolak. "Tentu saja."