Mohon tunggu...
Rachena Febriery
Rachena Febriery Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam "45" Bekasi

"God exalts the man who humbles himself," said Miguel de Cervantes (1547-1616).

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Tangis Darah Mariana

24 Agustus 2023   21:06 Diperbarui: 29 Agustus 2023   12:47 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambil meremas erat pinggiran pakaianku, aku berusaha menenangkan diri dan berpikir bahwa mungkin hanya hasil dari kelelahan panjang yang menyelinap ke dalam imajinasiku.

Di tengah hujan deras ini, aku berlindung di bangunan proyek yang masih belum rampung. Sudah beberapa jam aku duduk di sudut gelap ini, merasakan tetesan air yang jatuh dari atap yang bocor. Aku hanya seorang kuli, terbiasa dengan kerja keras dan cuaca buruk.

Namun, keadaanku berubah saat pandanganku tertuju pada kamar mandi yang gelap di pojok bangunan. Aku melihat sesuatu yang membuat jantungku berhenti sejenak.

Kepala dengan rambut panjang yang basah berdiri tegak di pintu kamar mandi yang setengah terbuka. Wajahnya sangat mengerikan---kulitnya pucat, mata kosong tanpa pupil, dan senyumnya yang tidak manis sama sekali.

Ketakutan merambat dalam diriku, tapi rasa ingin tahuku menang. Aku merasa seolah-olah ada kekuatan yang menarikku ke arah kamar mandi tersebut. Langkahku gemetar, tetapi aku tetap maju, melewati tetesan air dan dingin yang menusuk tulang.

Ketika aku semakin dekat, hantu itu melangkah keluar dari kamar mandi. Tubuhnya mengambang di udara tanpa berat, dan pandangannya menusuk jiwaku. Aku merasa kedinginan dan panik, terjebak dalam pesona mengerikan yang tak dapat kuhindari.

Hantu itu perlahan-lahan mendekatiku, senyumnya semakin melebar. Bunyi napasnya yang parau merasuk ke dalam pikiranku, penuh dengan kegelapan dan malapetaka. Aku ingin berteriak, berlari menjauh, tetapi tubuhku tidak merespons.

Saat aku berbaring lemah di lantai, gelap mulai meresap dalam diriku. Tiba-tiba, suara bergema di ruangan---sebuah suara lembut dan menyeramkan.

"Namaku Mariana," ujar hantu itu dengan suara serak yang menggigilkan tulang. "Aku sudah lama berada di tempat ini, menunggu seseorang yang akan datang dan menemui akhirnya."

Aku mencoba membuka mulutku, tapi suara hanya keluar dalam bisikan lemah. "M-Mariana?"

"Ya," sahut hantu itu secara sinis, suaranya mencerminkan kekecewaan dan keputusasaan. "Aku dulu hidup di kota ini, mengalami kebahagiaan dan penderitaan seperti manusia lainnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun