Pertanyaannya, lalu mereka mau jualan di mana lagi? Dan apakah pemerintah pernah memberikan solusi? Maka jangan salahkan mereka bila mereka kemudian mencari makan dengan jalan yang tidak halal.
Ada yang lumayan halal, namun sangat menyakitkan, menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Tenaga Kerja Wanita (TKW), di mana mereka menjadi babu di negara orang dan menjadi babu bagi bangsa lain. Bahkan tidak sedikit dari TKI dan TKW itu yang mendapat perlakuan kekerasan dan pemerkosaan. Sadis, Negara seakan bertepuk-tangan melihat rakyatnya sengsara.
Walaupun generasi muda saat ini banyak yang terjebak dalam budaya “wani piro”, dan berada di tengah-tengah kepungan kapitalisme hedonisme, jangan sampai hal itu membuat kita surut, apalagi takut, karena butuh seorang Soekarno muda pemberani untuk mencapai Negara yang bebas dari tangisan rakyat miskin.
Sudah saatnya Indoensia mencari Soekarno-soekarno muda dan kemudian membuat garakan Serikat Soekarno Muda, dengan cara menyatukan intelektual-intelektual organik dan amatir yang tersisihkan dari berbagai macam lapisan organisasi dan masyarakat, untuk kemudian menggagas agenda penyelamatan Indonesia ke depan, menuju Negara yang berdaulat 100%, negara yang sebagian besar devisanya tidak lagi bertumpu pada sektor pajak, namun lebih memberdayakan pendapatan dari sektor sumberdaya alam dan BUMN. Tentu itu tidak mudah, banyak pihak yang akan merasa terancam, dan kemudian perlahan menyerang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H