Mohon tunggu...
Rizkia Aulia Intan
Rizkia Aulia Intan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Siswa SMPN 7 Depok

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Heri Si Tukang Susu yang Serakah

21 Agustus 2024   16:06 Diperbarui: 21 Agustus 2024   16:07 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari disebuah desa kecil tinggal lah seorang pasangan bernama Heri dan Ica, Bubu adalah pengantar susu. Heri dan Ica memiliki peliharaan sapi pera, Heri dan Ica biasa mengurus semua peliharaan sapi mereka, Heri dan Ica memberi makan jerami yang banyak kepada sapi nya dan merawatnya dengan baik. 

Karena itu, sapi Heri dan Ica akan menghasilkan susu yang sangat baik. Semua orang desa hanya membeli susu di Heri, Heri berpenghasilan baik dan menjalani hidup yang baik. Tetapi meskipun begitu, Heri tidak senang dia selalu bermimpi untuk membeli rumah yang besar dan pakaian yang mahal.

 "Aku melihat rumah besar di pinggiran desa, kita harus membelinya dan kita harus bisa membeli mobil yang sangat mahal dan banyak pelayan yang melayani kita. Kita akan mengenakan pakaian-pakaian paling mahal dan semua penduduk desa ini akan iri kepada kita" ucap Heri. 

"Keserahkahan ini tidak ada gunanya, kita mendapatkan cukup uang dan kita senang dengan apa yang kita miliki" ucap Ica.

"Bagaimana bisa kita bisa bahagia dirumah kecil ini? dan sapi ini? arghh! bau-bau sapi ini terlalu menyengat" ucap Heri.

" Tapi itu mata pencaharian kita" ucap Ica.

"Tapi kita tidak lama lagi, dengarkab kata-kata ku. Suatu hari, aku kan menjadi orang terkaya di desa ini!" ucap Heri

"Ahhh" ucap Ica yang sudah lelah menanggapi Heri.

Suatu hari, ketika heri akan menjual susu, penduduk desa akan memujinya.

"Heri susu-susu mu sangat baik dan sehat, kamu pasti merawat sapi-sapi itu dengan baik" ucap salah satu penduduk desa.

"Oh, tentu, itu benar. Tapi tidak lama lagi, begitu aku menjadi kaya aku akan menjual semua sapi itu, aku tidak suka bau sapi dirumah" ucap Heri.

"Tetapi sapi itu adalah mata pencaharianmu, kau seharusnya tidak mengeluh dengan perkerjaanmu. Itu membantu mu bertahan hidup, aku menjual telur untuk bertahan hidup itu juga perkerjaan yang bau, tapi aku tidak keberatan. Karena itu perkerjaanku." ucap salah satu penduduk desa

"Ya, Ya, Ya. Maka mungkin kau ditakdirkan untuk menjadi penjual telur, tetapi akan melalukan hal-hal yang lebih besar. Untuk membeli barang-barang mahal dan pakaian mahal" ucap Heri

"Keserakahan ini tidak akan berguna Heri, semakin cepat kau memahami itu, semakin baik" ucap salah satu penduduk desa

"Bah! aku sudah cukup membuang waktu disini, semoga sukses dengan bisnis telur bau mu itu, sampai jumpa" ucap Heri yang sudah malas bertanggapan dengan penduduk deaa.

Heri terburu-buru untuk mendapatkan banyak uang, dia sering menghalalkan segala cara untuk menjadi kaya. 

"Hanya ini? ini sangat kurang, bagaimana caraku menjual lebih banyak susu, pasti ada caranya. Hmm, sapi ku semuanya sehat. Aku tidak bisa untuk memaksakannya agar sapi itu memberikan banyak susu. Juga, ini adalah desa yang kecil, bahkan jika aku mendapat lebih banyak susu, kepada siapakah aku menjualnya? tunggu, aku bisa pergi ke desa tetangga, ada banyak keluarga disana! aaahhh.. tetapi kemudian aku harus membeli sapi lain. 

Dan saat ini aku tidak punya cukup uang untuk itu. Tidak, aku harus melakukan sesuatu, aku ingin membeli rumah yang lebih besar! mari kita lihat, aku tidak punya cukup uang untuk membeli sapi lagi, tetapi aku harus menambah jumlah susu. Bagaimana aku melakukan itu?" ucap Heri.

Ketika dia berjalan di depan dan mememukan sebuah sungai, akhirnya di penuhi dengan keserakahan, Heri mempunyai ide.

"Bagaimana kalau aku mencampurkan sedikit air dengan susu? dengan begitu, aku tidak perlu membeli sapi lain, dan pada saat yang sama aku bisa menjual susu di desa tetangga! Oh! ini ide yang brilliant! tidak ada yang akan memperhatikan jika aku menambahkan sedikit air didalamnya. HAHAHAHA" dan itulah yang dilakukan Heri.

Pagi berikutnya, Heri mulai mengisi wadah nya dengan susu. Tapi kali ini, dia hanya mengisi setengah dan pergi. Dia kemudia berhenti di sungai dan menambah sedikit akr di dalamnya. Hari itu seperti biasa para penduduk desa dengan senang hati membeli susu dari Heri, dan membayarnya dengan harga yang sama. Karena ditambahkan air dia menjual lebih banyak susu di desa tersebut. 

Malam itu, Heri terlihat sangat senang sekali 

"Ini luar biasa, jika aku terus seperti ini, aku akan menjadi sangat kaya disini!" ucap Heri yang sangat senang karena ulah liciknya membuat dia mendapatkan banyak uang.

Dia benar, hari-hari berlalu dan Heri lebih kaya dari sebelumnya. Dia membeli mobil untuk dirinya sendiri, dan merenovasi rumahnya. Dia begitu terbiasa menambahkan air kedalam susu, sehingga dia tidak pernah berpikir untuk membeli sapi lain satupun. Ketika permintaan akan susu meningkat demikian pula air didalamnya. Ini berlangsung selama berminggu-minggu, namun kemudian penduduk desa mulai memperhatikan. Ada obrolan di desa tentang susu encer yang baru, ingin tau yang sebenarnya beberapa penduduk desa berkumpul diluar rumah Heri. 

"Ada apa ini?" ucap Heri.

"Heri, kami punya keluhan tentang susu yang kau jual. Rasa nya seperti air!" ucap penduduk desa yang mulai memperhatikan.

"Apaa?! beraninya kau mengatakan itu!" ucap Heri yang kesal.

"Kami membayar susu Heri, bukan air! kau tidak bisa menipukan lagi!" ucap penduduk desa yang kesal.

"Tidak ada yang berubah! kalian semua tidak bisa menghargai kebaikan! aku berkerja sangat keras! belilah ke tempat yang lain jika kalian tidak menyukainya! aku tidak membutuhkan kalian. Ada banyak desa lain yang mau menerima susu yang aku jual" ucap Heri yang kesal.

Heri berlari masuk kedalam rumah dan membanting pintu. Penduduk desa sangat terkejut dengan perilaku kasar Heri! 

"Ada yang tidak beres" ucap salah satu penduduk desa

"Aku setuju, kita harus mencari tau." ucap penduduk desa lainnya.

Pagi berikutnya, Heri seperti biasa berjalan menuju sungai. Dia membuka wadah nya yang setengah terisi dan mengisi air di dalamnya, tetapi hanya sedikig yang dia tau bahwa dia sedang di awasi. 

"Berani nya sekali dia, ini tidak adil!" ucap penduduk desa yang melihatnya.

"Beginilah cara dia menjadi lebih kaya, dia memiliki jumlah sapi yang sama tetapk dia menjual susu lebih banyak" ucap penduduk desa lainnya yang melihatnya.

Para penduduk desa memahami semuanya, dan memutuskan untuk memberi pelajaran kepada pengantar susu yang serakah. Hari berikutnya, Ica pergi kepasar untuk membeli sesuatu. Malam itu, ketika Heri kembali mereka berdua duduk untuk makan malam. 

"AH! apa ini? apa kau memasak batu?" ucap Heri.

"Batu? bukan! itu adalah kacang" ucap Ica.

"Tidak, bukan! aku tidak percaya itu, penjual itu menaruh batu-batu kecil dengan kacang-kacangan yang ku beli! beraninya dia, akh akan menemuinya besok!" ucap Heri.

Malam itu, Heri dan Ica tidur dengan perut kosong. Heri dengan marah pergi ke pejualnya ke esokkan paginya.

" Apa yang kau jual kepada kami? kami tidam membayar batu, kami membayar kacang!" ucap Ica yang kesal.

"Belilah ketempat lain, jika kau tidak menyukainya. Aku tidak membutuhkanmu!" ucap penjual.

Heri dengan marah pulang kerumah, setelah beberapa saat dia membeli selusin telur. Ketika dia kembali kerumah, dan mencoba memecahkannya dia menyadari bahwa sepuluh dari duabelas telur itu adalah batu, dia sangat marah!

"Apa yang kau jual padaku? aku membayar telur bukan batu!" ucap Heri yang sangat marah.

"Ini cara yang sama jika membayar susu dan bukan air, pergi membeli ke tempat lain jika kau tidak menyukainya. Aku tidak membutuhkanmu!" ucap penjual telur.

Heri pergi dengan marah. Ke esokkan harinya, dia membeli baju sutra. Di dalam perjalanan pulang hujan mulai turun, air memudarkan semua warna kemejanya. Ketika dia sampai dirumah, dia menyadari baju itu tidak terbuat dari sutra akan tetapi dari goni.

Ini berlangsung selama beberapa hari, setiap kali Heri membeli sesuatu ia pulang de gan sesuatu yang berbeda. 

"Aku bosan dengan ini, mengapa mereka tidak menjual kepada kami hal yang benar" ucap Ica yang sudah bosan dengan apa yang dibeli.

"Mereka membohongi kita, ini tidak adil!" ucap Heri.

Heri sibuk memikirkan dirinya sendiridnegan keserakahannya, sehingga dia tidak menyadari bahwa dia telah melakukan hal yang sama dengan orang lain. Seiring berjalannya waktu, bahkan desa-desa tetangga mulai mengeluh. Perlahan semua orang berhenti membeli susu dari Heri. Tanpa uang yang tersisa untuk membelanjakan, Heri mulai menjual barang-barang yang ia beli karena penjualan susu ia sudah rendah.

Sekarang Heri adalah pengantar susu yang miskin, dia hanya memiliki beberapa sapi yang tersisa dan hanya bisa menjual susu beberapa rumah. 

"Sekarang kau sudah sadar apa yang telah kau lakukan? keserakahanmu lah yang membuat kita miskin! kalau saja kau selalu menjual susu yang baik seperti dulu, kita bisa membeli rumah yang lebih besar dan pakaian yang mahal suatu hari nanti. Yang kau lakukan adalah tetap bersabar dan terus berkerja keras" ucap Ica yang sudah lelah dengan sifat Heri.

"Aku setuju Ica, aku seharusnya mendengarkan mu aku tidak hanya kehilangan uang ku, aku juga kehilangan rasa hormat dan kepercayaan orang-orang. Aaahhh..." ucap Heri yang menyesal karena tidak mendengarkan perkataan Ica.

Heri terus menjual susu dan merawat sapi-sapinya, sekarang dia tau betapa bahayanya menjadi serakah. Dia telah mendapatkan pelajaran itu, sejak hari itu dia tidak pernah menambahkan air ke dalam susu dan tetap senang dengan apa yang dia dapatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun