3. Membaca dari Sumber Terpercaya
Informasi sebaiknya diambil dari situs atau sumber yang terpercaya. Contohnya adalah laporan dan artikel berita. Tentunya, mereka akan lebih terpercaya dibandingkan situs yang mudah diganti atau diubah oleh orang lain. Pada social media, sebaiknya membaca dari akun yang telah diverifikasi oleh media social tersebut untuk mendapatkan informasi yang akurat.
4. Menggunakan Fitur Filter Media Sosial untuk Menyaring Informasi
Sebenarnya, terdapat fitur yang telah disediakan oleh social media untuk menyaring konten-konten yang dapat muncul sehingga fitur tersebut dapat dimanfaatkan untuk meminimalisir munculnya konten-konten negatif dan tidak sesuai. Ini merupakan salah satu tindakan pencegahan yang dapat dilakukan.
5. Jangan Menyebar Konten SARA, Pornografi, ataupun Informasi Pribadi
Dalam hal ini, penyebaran konten tersebut akan memicu konflik yang tidak diinginkan sehingga sebaiknya informasi yang disebar adalah informasi yang bermanfaat, seperti mengenai budaya, pendidikan, kesehatan, olahraga, hiburan positif, teknologi, dan konten-konten lainnya.
Itulah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memiliki kemampuan dalam literasi digital. Beberapa langkah tersebut dapat menjadi kunci dalam membangun masyarakat yang terinformasi dan terhubung secara optimal di dunia digital. Dengan menerapkan strategi ini pada kehidupan sehari-hari, diharapkan masyarakat dapat lebih siap dan mampu menghadapi dinamika informasi di era digital, menjadikan literasi digital sebagai landasan untuk membangun kritisitas, kecerdasan, dan keamanan dalam berinteraksi dengan konten digital. Melalui upaya bersama ini, kita dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih aman, terpercaya, dan bermanfaat bagi semua pihak.
Referensi
Inspirasi Dunia: Jurnal Riset Pendidikan dan Bahasa 1775_InsDun_vol3_no1_feb2024_h45-54 (1).pdfÂ
Cecilia Audrey Herli https://binus.ac.id/character-building/2023/02/pentingnya-kemampuan-literasi-informasi-di-era-digital/