Mohon tunggu...
Langit Quinn
Langit Quinn Mohon Tunggu... Freelancer - Ghost writer, Jokower, Ahoker...

Founder Fiksiana Community

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pacarku Bule Lho...!

28 November 2011   01:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:07 2836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

[caption id="attachment_146214" align="aligncenter" width="559" caption="Image : Google"][/caption] ;

" Aku Sumi. Kata orang aku wanita biasa. Tapi aku luar biasa karena berhasil menggaet bule ganteng asal Irlandia. Siapa  yang tak tertarik dengan bule seganteng dia?. Matanya biru, kulitnya putih kemerahan, tinggi, dengan jabatan menjanjikan. Sosok laki-laki sempurna. Kubayangkan kalau ku bawa ia ke kampungku di Jawa sana, pasti bakalan jadi juara, orang-orang kampung pasti akan mengelu - elukan : Hebat...! Sumi pacarnya bule... Kalau nikah pasti anaknya cakep. Keren. Ah Sumi. Aku memang hebat."

Namanya Sumi, wanita 26 tahun, karyawan biasa di sebuah perusahaan. Sudah empat bulan ini ia menjalin hubungan dengan seorang bule,  Mark namanya. Bule asal Irlandia yang  sedang bertugas di Jakarta.

***

Semenjak pacaran dengan Mark, gaya bicara Sumi mulai di buat - buat. Lebay kata anak jaman sekarang. Sok keinggris-inggrisan. Beberapa teman-teman Sumi meraskan perubahannya yang "nganeh-anehi" tersebut. Tapi Sumi makin bangga dengan dirinya sekarang. Uang gajinya ia hamburkan untuk beli barang-barang keperluan. Baju, kosmetik, sepatu dan segala macam. Dulu tempat kostnya yang sebulan tujuh ratus ribu, sekarang yang sebulan satu juta lima ratus ribu. Sumi... Oh Sumi..

"Pacarku bule lhoooo..." Begitulah Sumi setiap kali berkata. Bangga.

"Biarkan anjing menggonggong. Sumi tetap berlalu bersama Mark-ku tersayang. Mereka itu iri. Iri dengan aku, si Sumi gadis kampung yang pacarnya bule. Pacarku mirip Tom Cruise. Itu kata beberapa teman-temanku saat ku pajang poto kami di FB. Aku memang bangga sekali. Pacarku bule lho...".

***

"Sayang, tinggalah bersamaku. Kita hidup bersama. Aku mau kita hidup bersama".

Ucap Mark suatu hari. Dan Sumi menyetujuinya. Kini sudah 5 bulan mereka telah tinggal bersama. Hidup di apartement mewah yang disewa Mark. Hampir setiap kali Sumi mengupload foto mesranya bersama Mark, pacar bulenya di FB, biar teman-temannya liat.

"Seperti mimpi tinggal di apartement semewah ini. Aku Sumi gadis kampung. Ternyata bisa tinggal di sini. Pantas saja teman-temanku banyak yang iri."

***

"Kemarin Mark berkata kepadaku, bulan depan ia akan menikahiku. Bahkan ia sudah berpindah keyakinan. Ayah ibuku bangga sekali. Aku akan menjadi istri bule.  Ibuku selalu bilang, anakku pacarnya bule lho... "

"Mark laki-laki baik hati. Dia ganteng sekali. Hampir setiap hari aku dibuat hampir mati. Pesona bule luar negeri."

Hari libur ini seperti biasa, Sumipergi berbelanja ke supermarket di dekat apartement. Sekalian kumpul bersama teman-temannya. Ia bangga sekali memamerkan dirinya mau menikah bulan depan. Sementara Mark beristirahat di kamar apartement sendirian.

"Aku mau nikah lho sama Mark bulan depan..." Begitu serunya setiap kali kepada teman-temanya.

***

Malam hari, ia baru pulang ke apartement.

Room 1528

Sumi menekan bell dengan wajah sumringah.  Sayang tak ada jawaban di dalam. Beberapa kali ia coba menekan bell lagi, tak juga ada jawaban. Akhirnya ia memutuskkan untuk menelephone Mark, siapa tau ia sedang mandi. Sayang ia tak sadar, HPnya mati entah sejak kapan. Tiga puluh menit ia mencoba menunggu dan memencet bell, tak jua ada jawaban,  iapun memilih turun ke lobby.

"Ada yang bisa saya bantu???" Wanita resepsionist bertanya.

"Bolehkah dihubungan ke room 1528 mbak? Saya tadi ke sana pencet bell berkali - kali tapi tidak ada jawaban. Mau telephone HP saya mati".

"Mr. Mark O'Brien???". Resepsionist memastikan.

"Betul sekali mbak"

"Maaf mbak, beliau tadi  keluar dan menitipkan kuncinya di sini" Sang resepsionist memberikan kunci kepada Sumi.

Sumi menerima dan segera naik lagi ke room 1528, di mana ia tinggal bersama Mark sang pacar.

***

Di ruangan apartement.

Sebuah amplop Sumi temukan di meja telephone saat ia hendak menelephone Mark. Buru-buru Sumi membukanya. Secarik kertas dengan tulisan tangan yang sepertinya ditulis buru-buru.

Sumi. Maaf aku mendadak harus terbang dan pulang ke negaraku. Maaf, bila selama ini aku berbohong padamu.  Baru saja aku menerima kabar, bahwa anak pertamaku akan melakukan oprasi cangkok sumsum tulang belakang, ia memang sakit leukimia selama ini. Aku harus mendampinginya. Aku tuliskan ini karena HP mu tak berhasil aku hubungi. Sekali lagi maaf selama ini aku telah membohongimu. Aku mengaku masih lajang dan belum memiliki keluarga. Sesungguhnya aku telah memiliki istri dan dua orang anak. Cintaku padamu tulus. Tunggu aku di negara ini. Semoga kita bertemu lagi.

Mark.

Sumi gemetar membaca surat tersebut. Tak percaya dengan apa yang ia baca. Syok. Mark telah kembali ke negaranya?? Mark telah memiliki istri dan dua orang anak? Mark yang selama ini di puja-puja? Mark yang selama ini ia banggakan? Mark yang selama ini ia pamerkan ke teman-temannya? Mark yang selama ini jadi kebanggan orang tuanya? Mark calon suami bulenya??? Mark calon bapak dari janin berusia 4 minggu yang sekarang ada di perutnya?? Ia telah pergi meninggalkanya??? Bahkan Mark belum tau akan keberadaan anak ini...

***

Sumi masih setia menanti.

Dua tahun telah berlalu, Mark tak jua kembali ke Indonesia. Sumi kini telah  tinggal di kampung halamanya. Anaknya diasuh oleh orang tuanya. Sumi kembali menjalani hari-harinya.

"Pacarku bule lho... Ganteng kan??" Itu ia katakan kepada setiap orang yang lewat di depan rumahnya. Sembari membawa foto Mark.

"Pacarku bule lho... Dia pasti akan datang... Kapan kamu datang sayang.....?". Kali ini ia berkata sambil menangis jejeritan.

"Pacarku bule lho... Dia menyuruh aku menunggu, dia pasti akan datang...." Serunya sembari mencium surat terakhir Mark  di bawah pohon mangga samping rumahnya.

"Pacarku bule lho...  Besok dia akan datang..... Ha ha ha ha ha ha ha ha ha....". Tawanya melengking. Memecah kesunyian tengah malam, di kampung yang penduduknya masih jarang.

'

-

.

.

Sumber Image

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun