"Mr. Mark O'Brien???". Resepsionist memastikan.
"Betul sekali mbak"
"Maaf mbak, beliau tadi keluar dan menitipkan kuncinya di sini" Sang resepsionist memberikan kunci kepada Sumi.
Sumi menerima dan segera naik lagi ke room 1528, di mana ia tinggal bersama Mark sang pacar.
***
Di ruangan apartement.
Sebuah amplop Sumi temukan di meja telephone saat ia hendak menelephone Mark. Buru-buru Sumi membukanya. Secarik kertas dengan tulisan tangan yang sepertinya ditulis buru-buru.
Sumi. Maaf aku mendadak harus terbang dan pulang ke negaraku. Maaf, bila selama ini aku berbohong padamu. Baru saja aku menerima kabar, bahwa anak pertamaku akan melakukan oprasi cangkok sumsum tulang belakang, ia memang sakit leukimia selama ini. Aku harus mendampinginya. Aku tuliskan ini karena HP mu tak berhasil aku hubungi. Sekali lagi maaf selama ini aku telah membohongimu. Aku mengaku masih lajang dan belum memiliki keluarga. Sesungguhnya aku telah memiliki istri dan dua orang anak. Cintaku padamu tulus. Tunggu aku di negara ini. Semoga kita bertemu lagi.
Mark.
Sumi gemetar membaca surat tersebut. Tak percaya dengan apa yang ia baca. Syok. Mark telah kembali ke negaranya?? Mark telah memiliki istri dan dua orang anak? Mark yang selama ini di puja-puja? Mark yang selama ini ia banggakan? Mark yang selama ini ia pamerkan ke teman-temannya? Mark yang selama ini jadi kebanggan orang tuanya? Mark calon suami bulenya??? Mark calon bapak dari janin berusia 4 minggu yang sekarang ada di perutnya?? Ia telah pergi meninggalkanya??? Bahkan Mark belum tau akan keberadaan anak ini...
***