Rasa sedih, kecewa, marah, takut dan lain-lain adalah sesuatu yang sebenarnya muncul dari setting dan pola pikir yang telah terbentuk. Begitu pula sebaliknya, rasa bahagia, senang, gembira, berhargaa, dicintai, dan lain-bin merupakan hasil dari pola berpikir dan setting dari pikiran yang telah terbentuk. Individu yang menginginkan hidupnya bahagia, tentunya harus membentuk pola pikirnya menjadi pola pikir yang positif. Artinya proses kognitif memainkan peran sangat penting dalam mengatur kecemasan dan kebahagiaan pada seseorang (Butler & Mathews, 2004). Kesehatan mental telah menjadi fokus utama dalam berbagai penelitian dan intervensi kesehatan dalam beberapa dekade terakhir. Sebagai komponen penting dari kesejahteraan secara keseluruhan, kesehatan mental mencakup kondisi emosional, psikologis, dan sosial seseorang. Dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan mental, banyak pendekatan telah diusulkan, salah satunya adalah penerapan pikiran positif. Pikiran positif merujuk pada pola pikir optimis, harapan, dan sikap yang konstruktif terhadap kehidupan.
PEMBAHASANÂ
Pengertian Pikiran PositifÂ
Secara harafiah, berpikir positif adalah kegiatan akal budi yang bermanfaat, yang mewujudkan suatu tindakan hasil keputusan atau karya yang berguna. Semua yang ada di permukaan itu sering kelihatan enak, hebat, menggiurkan, padahal sebenarnya belum tentu sama dengan yang ada di dalam diri seseorang, segalanya butuh usaha. Karena itu, berpikir positif bukanlah suatu yang bekerja secara parsial dalam diri manusia, karena berpikir positif hanya terecetus dari budi pekerti yang luhur. ( Suwardi. 2016: 4)
Berpikir positif merupakan sikap mental yang melibatkan proses memasukan pikiran-pikiran, kata-kata, dan gambaran-gambaran yang konstruktif (membangun) bagi perkembangan pikiran. Pikiran positif menghadirkan kebahagiaan, sukacita, kesehatan, serta kesuksesan dalam setiap situasi dan tindakan. Apapun yang kita harapkan, pikiran positif akan mewujudkannya. Jadi berpikir positif juga merupakan sikap mental yang mengharapkan hasil yang baik serta menguntungkan. ( Norman, 2016:1)
Apa hubungan antara pikiran positif dan kesehatan mental? tentunya terdapat hubungan antara keduanya. Salah satu penyebab kesehatan mental sendiri adalah pikiran, dan pikiran positif bisa meningkatkan kesehatan mental. Apa itu kesehatan mental? Kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya sendiri dan lingkungannya. Tetapi tidaklah mudah mendapatkan kesehatan jiwa seperti itu. Perlu pembelajaran tingkah laku, pencegahan yang dimulai secara dini untuk mendapatkan hasil yang dituju oleh manusia. Untuk menelusurinya diperlukan keterbukaan psikis manusia ataupun suatu penelitian secara langsung atau tidak langsung pada manusia yang menderita gangguan jiwa atau penyakit jiwa. ( Utami, 2016:6)
Manfaat Pikiran PositifÂ
Ibrahim Elfiky mencoba mengurai manfaat berpikir positif sebagai berikut:
1) meningkatkan kesehatan jiwa dan raga
Dengan pola pikir positif akan menjadikan andernalin seseorang akan meningkatkan antibodi, sehingga penyakit tidak akan mudah menyerang. Pikiran Positif mampu meningkatkan daya tahan tubuh, kebiasaan berpikir positif dapat memperkuat sistem imun tubuh, sehingga tidak mudah terserang penyakit. Hal ini diduga karena kebiasaan pikiran positif akan membuat seseorang lebih bersemangat untuk menjalani gaya hidup sehat. Bahkan, berbagai penelitian membuktikan bahwa kebiasaan berpikir positif dapat memperpanjang angka harapan hidup dan mengurangi risiko terjadinya berbagai macam penyakit, seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker.
2) mampu menguatkan gen