“apakah aku boleh gap year, pak bu?. Aku bercita-cita menjadi polwan akan tetapi melihat postur tubuh ku tak memungkinkan untuk mendaftar sekarang. Aku ingin membentuk tubuhku dan belajar lagi supaya aku siap menghadapinya”.
“baik lah tidak masalah kami akan tetap mendukung mu”. Ujar ibu
“bapak akan memfasilitasi untuk mu menuju cita-cita yang kamu mau” ujar bapak.
Aku Cuma bisa tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada mereka. Aku bersyukur walaupun aku dibatasi dalam pergaulan dan kebebasan aku masih bisa diberi hal yang aku inginkan selama ini. Selama gap year aku terus berusaha melatih fisikku dan tak lupa tetap belajar dan terus berdoa agar aku dimudahkan dalam bemperjuangkan yang aku inginkan.
“1 2 3 darrr hayooo ngapain lo ngelamun”. Ujar riri
Mengelus dada sambil menarik nafas “ apaan sih kamu, bikin kaget aja tau” ujar ku
“maaf-maaf dehh, lagian ngapain ngelamun coba di siang bolong gini”.ujar riri
“yaah udah ga kerasa sekarang aku sudah jadi polwan. Aku mengingat masa-masa di mana aku memperjuangannya”. Ujar ku
“yaah gue akui sih tekat lu kuat benerr bisa sampai ke titik ini.” Ujar riri sambil meminum kopinya.
Yapp kita sedang melakukan pertemua.. yaa pertemuan di karena kan aku yang tidak memiliki jadwal kosong sedangkan ia sibuk dengan tumpukan tugasnya hehehe. Ketika perpisahan masa SMA aku kira kita tak berteman lagi kerna kesibukan, tapi untuk seorang riri dan aku kami masih berteman hingga sekarang.
Tak hentinya aku selalu bersyukur di berikan orang tua dan sahabat yang sangat-sangat baik. Aku tau perjalanan hidupku masih panjang dan aku yakin akan bisa menjalaninya. Yakinlah Allah tidak akan memberi cobaan di luar batas kemampuan umatnya. Karena dalam kitab Allah menyatakan “bahwa Allah tidak membebani seseorang di luar kemampuannya” (Al-Baqarah:286).