"Mau mengembalikan kunci, Bu." Ujarku sembari menyerahkan satu pouch berisi kunci dan gembok ruangan. Ku ambil buku peminjaman dan ku bubuhkan tanda tanganku di sana sebagai tanda pengembalian.
"Selamat datang, Pak Aksa. Maaf baru sempat menyapa. Bagaimana hari pertama mengajar?"
"Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar, Pak Tama. Mohon bimbingannya ya, Pak."
"Oh ya. Kok jadi ambil di sini, Pak Aksa? Ada apa gerangan sehingga seorang Aksa yang katanya sangat ingin tinggal di kota kelahirannya malah memutuskan untuk kembali lagi ke sini?"
"Hanin."
Aksa berjalan tenang sambil sesekali menanggapi candaan Tama, sahabat karibnya sejak masih di bangku kuliah yang ternyata juga menjadi salah satu pengajar di kampusnya. Sedang Hanin berdiri mematung di balik meja resepsionis tanpa Aksa tahu. Pertahananku runtuh begitu saja. Setelah dua setengah tahun lamanya, Aksa kembali menjadi pemenangnya.
- Menuliskan mimpi semalam adalah aku. Hihihi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H