Mohon tunggu...
Qoniatul Izza
Qoniatul Izza Mohon Tunggu... Lainnya - Mari menulis.

Sedang belajar dan akan terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Kembali

26 Maret 2021   12:01 Diperbarui: 26 Maret 2021   14:04 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hanin."

Deg. Suara itu. Suara yang sudah begitu lama tak ku dengar. Suara yang tiap malam begitu keras ku hilangkan dalam ingatan. Suara berat milik seseorang yang tiba-tiba hilang tanpa aba-aba itu terdengar dengan jelas di telingaku. Lagi.

Aku masih berusaha mengangan-angan apa yang akan terjadi lagi setelah sekian lama kabarnya tak ku dengar sampai sini.

"Hanin. Ini saya."

Egoku kalah. Badanku dengan ringannya berbelok arah ke belakang. Tapi bukan ini yang aku harapkan, batinku memberontak.

Lihat? Setelah sepersekian detik kita saling menatap, tak ada yang memulai pembicaraan. Ku dengar napasnya begitu berat. Dan, astaga! Kemeja itu? Kemeja coklat dengan motif semi modern itu benar-benar terlihat pas di tubuhnya. Kemeja coklat yang sengaja ku berikan sebagai kado di hari wisudanya.

"Hanin. Bisa kita bicara?"

Aku tersadar dari lamunanku. Ku gelengkan kepalaku pelan.

"Maaf, Mas. Saya harus mengembalikan kunci ke kantor fakultas. Saya buru-buru. Permisi"

Aku segera mempercepat langkahku dan meninggalkannya sendirian. Moodku mendadak begitu buruk. Emosionalku meningkat begitu saja. Pada akhirnya ku akui bahwa ia masih menjadi satu-satunya pemilik. Bodoh.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun