Tentunya dibutuhkan kemauan politik yang kuat untuk mengembangkan kebijakan yang dapat mengatasi krisis lingkungan. Kemauan politik hanya bisa muncul ketika ada partai politik (parpol) yang memperjuangkan isu dan mewakili kepentingan lingkungan.
Sayangnya, kesadaran lingkungan dalam sistem politik kita di Indonesia masih belum terlalu terasa. Partai politik saat ini jarang mengangkat isu lingkungan. Mereka selalu mengutamakan masalah ekonomi dan kesejahteraan sebagai "kerajinan" utama mereka untuk merebut kursi elektoral.
Pemilu 2024 harus ditanggapi dengan serius, membawa tujuan dan gagasan politik hijau untuk menjaga lingkungan dan kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang ke dalam pusaran pemilu 2024. Gerakan politik hijau perlu mencari jalan untuk menjadi gerakan kerakyatan dan simpatik dengan pemuda banyak anak muda yang skeptis terhadap politik karena praktik politik yang buruk dari elit politik yang berkuasa.
Namun, tidak bisa tetap demikian. Ketika situasi demokrasi memburuk dan krisis iklim menjadi tantangan besar, kekuatan masyarakat sipil harus berpikir di luar pemilu 2024 tentang bagaimana perubahan struktural diperlukan untuk membuat demokrasi bekerja untuk kepentingan masyarakat dan lingkungan. Tanpa perubahan struktural dalam sistem ekonomi dan politik yang mengeksploitasi pemerkosaan alam dan degradasi lingkungan, politik hijau akan terus menghadapi tembok atau kekuatan oligarkis. Akhirnya hari lingkungan yang indah. Kami berharap politik hijau tidak hanya menjadi "Pemanis" di pemilu 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H