Selesai sarapan kita berangkat yah…..
Iya… siappp!!!!!!!, maafkan ayah ya nduk…
Ita mengangguk dan tersenyum, walau sebenarnya……….!!!!!!!!!!!
09.30 mereka berangkat untuk mengeksekusi kelanjutan hidup mereka. Di sudut indahnya kota Semarang terik matahari terus mengikuti, gedung – gedung kokoh Kota Lama menjadi saksi 0 km kehidupan mereka, kepulan asap disana sini, mata Ita semakin mengecil, keringat menggaris lurus tulang belakang mereka. Akhirnya belalang tempur mampu menyelesaikan tugasnya tanpa tersandung di lampu hijau. Yadi menggosok – gosok kepala Ita. Ita tau suaminya pasti mempunyai perasaan yang sama dengannya.
Maafkan ayah ya ndukk….
Demi kesuksesan kita selanjutnya dan seterusnya, iya kan….. “jawab Ita
Iya ayah janji.
Eksekusi telah selesai, tanda ikatan pernikahan mereka berdua telah lepas dari tangan, dada Ita terasa sesak dan lehernya seperti tercekik, tangaannya memeluk erat pinggang Yadi di sepanjang jalan. Ita menyandarkan kepalanya dengan pipi yang menempel di punggung suaminya, sesekali Yadi mengelus dan meremas jari – jari Ita , seolah mereka memiliki makna hati yang sama. Ita mendapatkan satu pembelajaran lagi “keiklasan” kali ini Ita harus lebih iklas menjalani kehidupan.
Ke Gramedia nduk…..
Terserah ayah……
Di toko buku selalu membuat mereka berdua tenang dan di toko bukulah suasana hati mereka yang beku bisa mencair kembali, mereka saling berpandangan, tersenyum dan tertawa. Di Gramedia Yadi menunjukkan satu buku yang berukuran sedang bersampul hijau muda dengan tebal 123lembar yang judulnya adalah rahasia penulis hebat. Buku itu di karang oleh 14 penulis terkemuka di Indonesia. Yadi tau betul dengan hobby terpendam Ita.