Mohon tunggu...
Rifqi Royhani
Rifqi Royhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pamulang

Hallo, perkenalkan saya Rifqi Royhani. Usia saya 23 tahun. Saya berasal dari Tasikmalaya, dan sekarang tinggal di Pamulang, Tangerang Selatan. Saya merupakan seorang mahasiswi Semester 7 pada prodi Sastra Indonesia di Universitas Pamulang (UNPAM)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sastra, politik, ideologi dan kaitannya

6 Juni 2022   17:40 Diperbarui: 6 Juni 2022   17:48 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

SASTRA
Kata sastra berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Sas dan Tra. Sas berarti membimbing, mengajar atau menginstruksikan. Sedangkan tra berarti alat atau media dari pengajaran,atau buku pedoman.

Sementara itu, para ahli sendiri kesulitan untuk mendefinisikan arti kata sastra.  karena sulit untuk menemukan batasan untuk definisi ini. Oleh karena itu pernyataan yang mengatakan jika biarkan sastra tersebut berbicara untuk dirinya sendiri, tetapi demi tujuan ilmiah dan pendidikan perlu untuk mendefinisikan sastra.

Sastra adalah bagian abstrak dari kehidupan yang disajikan oleh seorang penulis dari unsur subjektifnya. Sastra menyajikan gambaran kehidupan masyarakat dan sosial. Mengingat sastra sebagai representasi kehidupan sosial masyarakat, hal utama yang terkait dengan karya sastra adalah "nyata" dari gambar, atau apa yang akan dideskripsikan.

Menurut Wellek dan Warren, karya sastra merepresentasikan kehidupan, tetapi keliru apabila menganggap karya sastra itu mampu berekspresi dengan sangat penuh. 

Karena peristiwa-peristiwa kehidupan sosial yang ada dalam sebuah karya sastra terkadang tidak sengaja ditulis oleh pengarangnya, atau  karya sastra itu sendiri tidak pernah secara langsung menyatakan fakta-fakta sosial melainkan secara tidak langsung, atau bahkan pengarangnya sendiri tidak mengetahuinya.

Dapat disimpulkan bahwa sastra adalah proses kreatif sebuah karya seni dari ekspresi masyarakat dengan menggunakan bahasa sebagai alatnya.

IDEOLOGI
Kata ideologi berasal dari bahasa Greek. terdiri atas dua kata yaitu: idea dan logis. Idea artinya melihat. Sedangkan logis berasal dari kata logos yang artinya ucapan atau kata yang mengandung arti.

 Kata ideologi pertama kalinya diperkenalkan oleh Destutt de Tracy (17551836), Ia mengatakan bahwa ideologi adalah, sience of ideas, their truth or error, working through a critical Theory of the actual process of the mind.” (Duncan Mitchell: 1968).

Maka istilah ideologi didefinisikan sebagai pikiran yang terorganisir, yakni orientasi, nilai dan kecenderungan yang saling melengkapi dan membentuk perspektif ide yang dinyatakan melalui komunikasi Dengan media teknologi dan komunikasi antar pribadi (Sobur, 200⁰:6).

Sementara Karl Marx mendefinisikan ideology sebagai proses yang digapai oleh pemikir yang dinyatakan secara sadar, namun kesadaran palsu.

Kesadaran palsu dihasilkan oleh hubungan antara ide dan materi yang di jembatangani oleh Representasi. representasi tersebut adalah jalan utama bagi ideologi mengetahui target dengan menkonstruksi secara keliru antara hubungan yang ada dalam sebuah totalitas.

POLITIK
Kata "politik" berasal dari kata Belanda "politiek" dan "politik" dalam bahasa Inggris  dan keduanya berasal dari kata Yunani "Politika" yang berarti  untuk, dari atau menyangkut warga negara.

 Singkatnya, politik adalah sarana pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam suatu masyarakat yang wujudnya merupakan proses pengambilan keputusan, khususnya bagi negara.

Hampir semua konflik ideologis dan moral sekarang memiliki dasar politik, baik pribadi maupun sosial, hampir semuanya bersifat politis. Hingga ada ungkapan bahwa pada titik ini seluruh nasib masyarakat bergantung pada politik.

Namun bukan berarti "isi" karya sastra yang menarik selalu bersifat politis, bahkan seringkali politik dalam karya sastra bukanlah hal yang terpenting. Sebenarnya karya litterature engagee Yang baik hanya menempatkan politik sebagai latar belakang; politik Memang unsur yang sangat penting, namun hanya sebagai latar Belakang.

Politik sastra hampir selalu berkaitan dengan sastra politik. Apabila politik sastra merupakan upaya untuk menjayakan sastra, maka sastra politik merupakan karya yang mengandung politik. Keduanya berkenaan dengan kepemimpinan. Ada banyak isi karya sastra yang berkenaan dengan sastra politik juga politik sastra.

Politik sastra adalah politik kebijakan yang membahas tentang bagaimana sastra dikembangkan secara sistematis. Politik sastra adalah tentang kepemimpinan, yang dilakukan oleh penulis, pejabat sastra, teknokrat sastra, dan pembaca. Setiap orang berhak berpartisipasi dalam politik sastra, yang terpenting mampu meliputnya.

Dalam nove politik, politik berperan sekaligus sebagai konteks politik utama. Novel politik mengandung ketegangan internal. Agar dapat diteliti novel politik harus berisi Perasaan manusia dan penggambaran perilaku juga harus memiliki ideologi yang modern.

Politik di dalam novel menjadikan rintangan bagi novelis. Karena harus memakai bahan yang tidak murni, tetapi jika Penulis itu berhasil memakai bahan tersebut novelnya unggul.

KAITAN SASTRA, IDEOLOGI DAN POLITIK


Bahasa, sastra, dan Ideologi adalah tiga hal yang tidak dapat terpisahkan. Karya sastra apapun merupakan produk dari bahasa. Dan  dalam setiap karya sastra juga terdapat karakter ideologis. 

Dari segi ideologi, pemikiran pengarang dihadirkan dengan memberikan nilai-nilai budaya, cara pandang terhadap kehidupan, masyarakat, agama dan lain-lain. Ideologi dalam sebuah karya sastra bertujuan agar pembaca mengikuti pemikiran pengarang. Inilah yang disebut politik sastra.

Menurut Sukron Kamil, hubungan antara sastra dan politik dipelajari dalam sosiologi sastra. Dengan demikian, karya sastra bergantung pada lingkungan dan kekuatan sosial pada waktu tertentu.

Gagasan dan teori tentang hubungan  sastra, politik, dan ideologi dikemukakan oleh Sapardi Djoko Damono, yang menyatakan bahwa ada empat hal yang menghubungkan sastra, politik, dan ideologi.

Pertama, refleksi Plato tentang hubungan antara sastra dan masyarakat. Menurutnya, apa yang ada di dunia merupakan tiruan dari realitas di dunia ide.

Selanjutnya, refleksi Plato tentang keyakinan bahwa setiap warga negara adalah masyarakat  lebih  menggunakan akal sehat daripada emosi.

Terakhir, Bradbury percaya bahwa  semakin eksentrik dan kritis seorang penulis, semakin baik karya sastra yang dihasilkan  daripada karya sastra yang dihasilkan oleh penulis yang tidak.

Demikian penjelasan saya tentang sastra, politik, ideologi dan hubungannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun