Dewasa ini belum ada tanda-tanda AS akan meninggalkan kawasan semenanjung Korea, terlebih Korut terindikasi semakin berani mengancam Korsel demi menyatukan tanah Korea dalam satu negara, sebuah tujuan yang tentunya akan sangat ditentang oleh AS. Walaupun status kawasan Asia-Pasifik terus memanas dalam dua tahun terakhir, selama dua dekade kebelakang sejatinya dua Korea sempat setidaknya melaksanakan lima kali pertemuan diplomasi untuk membahas masa depan Korea.Â
Juni 2000 Presiden Kim Dae Jung jadi presiden pertama Korsel yang menginjakkan kaki di tanah Korea Utara, bertemu dengan pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-il, September 2018 jadi momen terakhir Korsel dan Korut dalam satu meja, sampai saat ini belum ada upaya lanjutan antara Korsel dan Korut dalam membahas masa depan perdamaian tanah Korea.
AS sebagai "otot" utama penjaga Korsel sekaligus penekanan ambisi Korut memainkan peran sentral dalam kedamaian di tanah Korea. Dibawah presiden Donald Trump, AS Â setidaknya melakukan tidak kali upaya diplomasi dengan Korut, pertama pertemuan di Hanoi Vietnam pada 2018 dan dua kali pertemuan di Korsel pada 2019. Baik pemerintah Korsel, AS dan Korut harus lebih serius dalam mengupayakan kedamaian yang seharusnya bisa mereka peroleh.
Dalam hal ini baik Korsel dan Korut harus bisa saling mempercayai satu sama lain tanpa rasa menaruh curiga atau kebencian dan terbuka dalam berbagai sektor, terutama isu nuklir yang menjadi topik paling sensitif bagi Korut. Kembali ke atas bahwasanya Korut membentengi diri dengan nuklir dari ancaman luar. AS menjadi ancaman paling serius bagi Korut karna dirasa menghalangi ambisi mereka dalam menyatukan Korea.Â
AS dalam hal ini harus mampu meyakinkan Korut untuk melepaskan penggunaan hulu ledak nuklir pada rudal-rudal balistik dengan jaminan AS akan angkat kaki dari tanah Korea, dengan begitu stabilitas semenanjung Korea akan lebih dingin dengan ketiadaan senjata nuklir, baik itu milik Korut ataupun milik AS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H