Kondisi kesehatan yang dimiliki oleh penyintas COVID-19 tentu berbeda dengan orang yang tidak pernah terkena COVID-19. Fenomena kesehatan yang mengganggu para penyintas COVID-19 biasa disebut dengan Long Covid.Â
COVID-19 meninggalkan efek samping meskipun sudah sembuh, dengan gejala antara lain sesak napas, lemah, sakit dada, dan batuk yang berdampak pada kualitas kesehatan penyintas COVID-19 (Kamal, M. et al. 2020) (Fahriani, M. et al. 2021) (Khairsyaf, O. et al. 2022) (Yu, Z. et al 2023)
Penelitian yang dilakukan oleh Fernández-de-Las-Peñas dkk (2022) menunjukkan dalam waktu 7 bulan setelah dirawat di rumah sakit, hampir 70% penyintas COVID-19 mengalami kelelahan dan sesak napas dan sebanyak 45% mengalami kesulitan dalam menjalankan rutinitas sehari-sehari sehingga mengganggu kualitas hidup penyintas COVID-19.Â
Dampak Paparan Polusi Udara pada Penyintas COVID-19
Menurut Ciencewicki (2007), paparan polusi udara dapat melemahkan sistem pertahanan tubuh, sehingga tubuh lebih rentan terkena infeksi penyakit yang berhubungan dengan pernapasan.Â
Jika paparan ini terjadi pada penyintas COVID-19 secara berlebihan justru dapat memperburuk kondisi kesehatan pernapasan terutama penyintas COVID-19 dibandingkan dengan orang biasa yang tidak pernah menderita COVID-19.Â
Diungkapkan dalam penelitian Yu (2023) bahwa pajanan polusi udara yang berkepanjangan pada Long Covid semakin meningkatkan risiko berupa penurunan fungsi indera penciuman dan perasa, dyspnea (sesak nafas), dan rasa lelah yang berlebih.Â
Kesimpulannya adalah penyintas COVID-19 lebih rentan terkena penyakit pernapasan yang dapat disebabkan oleh paparan polusi udara yang berlebihan.Â
Upaya Kesehatan yang Dapat Dilakukan
Oleh karena itu, upaya pencegahan harus dilakukan oleh penyintas COVID-19 untuk menghindari penyakit pernapasan, masyarakat penyintas COVID-19 tetap bisa melakukan berbagai upaya pencegahan penyakit pernapasan, di antaranya:Â
1. Hindari paparan udara secara langsung