"Alin, percaya lah padaku bahwa mereka berbeda denganmu. Aku tidak akan pernah melakukan hal yang sama kepada wanita yang aku cintai. Mantan istriku adalah wanita yang cantik tapi dia adalah kesukaan orang tuaku saat kau mencintai Lina, orang tuaku hadir dengan menawarkan wanita cantik untuk aku nikahi. Sebagai anak, aku patuh kepada keinginan orang tuaku namun setelah kedewasaan pola pikirku, aku kembali berpikir bahwa kesalahan dengan memilih wanita lain yang tidak aku cintai pasti akan membawa dampak yang sangat besar bagi kehidupanku sampai aku memutuskan untuk pergi meninggalkan nya. Jika karena hal itu, kamu marah padaku maka aku bersyukur padamu sebab marahmu adalah bukti cintamu yang bertambah padaku."
"Sampai kapan kamu akan tetap menggoda ku, Syarif."
"Sampai kamu mengembalikan kebiasaan tadi malam terasa lebih segar disiang hari baru aku berhenti membuatmu tersenyum lagi."
"Sudahlah Syarif, jangan buat aku tersenyum dengan amarah yang masih muda ini. Biarkan aku sendiri dulu didalam kamar ya. Tinggalkan aku dulu, Syarif !."
Terpaksa aku harus keluar dari dalam kamar tapi kuyakinkan dirinya kalau aku akan datang lagi dengan cara yang paling ia sukai.
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H