"Aku ngak papa kok, nanti aja aku obatin di rumah," tolak fauziya halus.
"Fauziya kalau ngak diobatin cepat nanti infeksi lhoo. Memang kamu mau di operasi?" Ujar Sani menakut nakuti.
Fauziyah menggeleng pelan, Sani pun menuntun Fauziya ke UKS.
Besoknya Fauziya tidak masuk sekolah. Tidak ada yang mendapat kabar kenapa Fauziya tidak hadir. Apa Fauziya baik baik saja?
Sudah 3 hari semenjak kejadian fauziya terjatuh karena Elisa. Dan selama 3 hari pula Fauziya tidak datang ke sekokah. Sani dan teman temannya pun khawatir dan berniat menjenguk Fauziya.
Di perjalanan Sani melihat seseorang sendang mencari plastik plastik yang masih bisa di daur ulang. Sani dan teman teman pun mendekat. Wajah anak ini sangat familiar, tapi siapa??
"Hai teman-teman." Sapa Fauziya. Semua orang menjadi bungkam. Tak menyangka bahwa anak ini adalah Fauziya, teman satu kelasnya.
"Fauziya kenapa kamu tidak hadir di sekolah selama 3 hari ini?" Ucap Sani lirih.
"Maaf teman-teman, aku harus membantu ayah untuk mencari uang. Ibuku sedang sakit. Tapi aku mempunyai adik yang kelaparan. Â Mau tidak mau aku harus bekerja. Aku tidak tega melihat wajah lelah ayah dan tangisan adikku yang kelaparan." Ucap sendu Fauziya.
"Misquen, misquen. Sana jauh jauh aku ngak mau terkena bau busuk kamu. Aku ngak mau punya temen kaya kamu." Ujar Elina tanoa oersaan sedikit pun.
Semua orang pun memusatkan perhatiannya kepada Elina.