Mohon tunggu...
Qanita Zulkarnain
Qanita Zulkarnain Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Psikologi

Psychology Undergraduate and Psychometrics Graduate.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Validasi Tanpa Romantisisasi Emosi

26 Oktober 2023   12:05 Diperbarui: 26 Oktober 2023   17:02 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita akan mengalami emosi lain, dan kita boleh mengalaminya.  

Yang kita tidak boleh adalah melampiaskan emosi tersebut dengan cara yang merusak diri kita, orang lain, hubungan kita dengan orang lain, dan sebagainya.

Bagi orang dewasa yang otaknya lebih kompleks, emosi mungkin tidak sesederhana "sedih adalah sedih", bisa saja kita sedih tetapi kita juga lega dan di saat yang sama kecewa, namun tetap harus menjalani hari dengan memenuhi kewajiban kita terhadap diri sendiri dan orang lain; yang mana meregulasi emosi mungkin tidak selalu mudah.

Apa pun emosi yang kita rasakan, perlu kita kenali jenisnya, pemicunya, lalu akui emosi tersebut. Dan, yang lebih penting adalah apa tindakan kita atas emosi tersebut. (oni)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun