Mohon tunggu...
Qanita Zulkarnain
Qanita Zulkarnain Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Psikologi

Psychology Undergraduate and Psychometrics Graduate.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Validasi Tanpa Romantisisasi Emosi

26 Oktober 2023   12:05 Diperbarui: 26 Oktober 2023   17:02 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Kecerdasan Emosional: Meningkatkan kecerdasan emosional, yang mencakup kemampuan mengenali, memahami, dan mengelola emosi seseorang secara efektif.
Tekankan bahwa emosi bukanlah sesuatu yang baik atau buruk, melainkan sekadar informasi untuk memandu tindakan.

3. Penerimaan: Ajari individu bahwa tidak apa-apa merasakan berbagai macam emosi, baik positif maupun negatif. Tekankan bahwa semua emosi memiliki tujuan dan valid, namun emosi tersebut tidak boleh mendikte keputusan seseorang atau menentukan identitasnya.

4. Mindful: Mendorong =individu mengamati emosi mereka secara sadar tanpa menghakimi. Mindfulness dapat meningkatkan hubungan yang lebih sehat dengan emosi, memungkinkan individu untuk merespons daripada bereaksi secara impulsif.

5. Pemecahan masalah: Tingkatkan keterampilan pemecahan masalah untuk mengatasi masalah mendasar atau pemicu emosi yang kuat. Daripada meromantisisasi kesusahan, doronglah individu untuk mencari solusi yang membangun.

Kesimpulan

Memvalidasi emosi adalah aspek penting dari kesejahteraan psikologis, namun hal ini tidak boleh diromantisisasi atau dilebih-lebihkan.

Emosi itu kompleks dan memiliki banyak segi, dan pengakuannya hanyalah langkah pertama dalam mengelolanya secara efektif.

Kita sebaiknya mampu memvalidasi emosi, tanpa meromantisisasinya.

Dengan mencapai keseimbangan antara memvalidasi emosi dan mempertahankan perspektif realistis, individu dapat menavigasi lanskap emosional mereka dengan ketahanan dan kemampuan beradaptasi yang lebih baik.

Kita dapat memanfaatkan kekuatan emosi sebagai sumber wawasan dan motivasi tanpa membiarkannya mendikte perilaku yang tidak produktif atau berbahaya.

Kita akan mengalami emosi marah, dan kita boleh marah. 

Kita akan mengalami emosi sedih, dan kita boleh sedih.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun