Sebelumnya, pertama-tama, mohon maaf karena judul artikel yang serakah karena semua profesi yang akan dibahas dijejal untuk muat sebagai judul.
Jadi, sesuai dengan judul, artikel ini akan membahas peran masing-masing profesi yang disebut dalam judul dalam ranah kesehatan mental.
Lanskap kesehatan dan dukungan mental dapat beragam, dengan berbagai profesional dan sumber daya yang tersedia untuk membantu individu memenuhi kebutuhan emosional dan psikologis mereka.
Langsung saja, mari kita lihat dan bandingkan peran dan perbedaan antara psikiater, psikolog, konselor, life coach, guru agama/spiritual, dan orang terpercaya:
Psikiater
Seorang psikiater adalah seorang dokter medis yang berspesialisasi dalam kesehatan mental. Untuk menjadi seorang psikiater atau dokter jiwa, seseorang harus menamatkan pendidikan sebagai Sarjana Kedokteran (S.Ked) lalu mengambil pendidikan profesi sebagai dokter (dr.) dan melanjutkan pendidikan dokter spesialisasi kejiwaan (Sp. Kj). Mereka dapat mendiagnosis dan mengobati gangguan jiwa, tetapi biasanya berfokus pada pemberian intervensi medis seperti meresepkan obat. Psikiater dilatih untuk memahami aspek fisiologis dari kondisi kesehatan mental dan dapat bekerja sama dengan psikolog atau konselor untuk memberikan perawatan yang komprehensif.
Psikolog
Seorang psikolog adalah seorang profesional kesehatan mental yang memiliki gelar lanjutan dalam psikologi. Di Indonesia, untuk menjadi seorang psikolog, seseorang harus menamatkan pendidikan sebagai Sarjana Psikologi (S. Psi) dan Magister Profesi Psikologi (M. Psi. Psikolog) lalu dinyatakan lulus uji kompetensi sebagai psikolog oleh HIMPSI dan memiliki Surat Izin Psikolog (SIP) dan Surat Izin Praktik Psikologi (SIPP). Psikolog dididik dan dilatih untuk mendiagnosis dan mengobati berbagai masalah emosi dan perilaku melalui berbagai teknik terapi. Psikolog melakukan penilaian, memberikan konseling dan psikoterapi, dan fokus pada pemahaman perilaku manusia dan proses mental.
Berbeda dengan psikiater, psikolog tidak boleh meresepkan obat-obatan. Jika klien membutuhkan bantuan obat-obatan medis, maka psikolog dapat merujuk klien ke psikiater. Selain itu, dengan demikian, tidak seperti psikiater yang berfokus pada pendekatan fisiologis dan penanganan dengan meresepkan obat-obatan, pendekatan psikolog berfokus pada perubahan perilaku klien dengan berbagai teknik terapi.
Konselor
Konselor umumnya memiliki gelar master dalam bidang konseling atau bidang terkait. Di Indonesia, ada banyak konselor dari beragam latar belakang pendidikan formal, dan saya rasa cukup acak. Mulai dari yang berlatar belakang sarjana psikologi yang tidak melanjutkan pendidikan profesi, sampai yang berlatar belakang sarjana ekonomi dan sebagainya. Meskipun demikian, biasanya mereka mendalami ilmu kesehatan mental melalui pendidikan non-formal seperti lokakarya, semester pendek atau short courses, pelatihan intensif, dan sebagainya.Â
Konselor memberikan dukungan terapeutik dan layanan konseling kepada individu, pasangan, keluarga, atau kelompok yang berurusan dengan berbagai masalah emosional dan psikologis.Â
Konselor umumnya menggunakan teknik berbasis empiris lainnya untuk membantu klien mengatasi tantangan dan meningkatkan kesejahteraan mental mereka, namun tidak terbatas di situ saja.Â
Konselor tidak diperkenankan meresepkan obat (karena bukan dokter seperti psikiater) dan diagnosis seperti psikolog dan psikiater. Meskipun demikian, konselor dapat merujuk klien ke psikolog atau psikiater jika masalah kesehatan mental yang dialami serius atau parah.
Life Coach
Life coach adalah orang yang fokus membantu individu menetapkan dan mencapai tujuan pribadi atau profesional. Life coach mungkin dapat mengatasi hambatan emosional atau psikologis tertentu, tetapi utamanya mereka berfokus pada peningkatan motivasi, penetapan tujuan, dan pengembangan pribadi. Life coach tidak diatur seperti profesional kesehatan mental yang disertifikasi seperti psikiater, psikolog, dan konselor. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa life coach yang bekerja sama dengan kita memiliki pelatihan dan kredensial yang sesuai.
Guru Agama dan Guru SpiritualÂ
Seorang guru spiritual memberikan bimbingan dan dukungan bagi individu yang ingin mengeksplorasi dan memperdalam spiritualitas atau hubungan mereka dengan diri sendiri dan alam semesta. Guru spiritual umumnya menggabungkan latihan spiritual, mindfulness, meditasi, dan teknik lain untuk membantu klien dalam perjalanan spiritual mereka. Pembinaan spiritual bersifat non-religius dan berfokus pada pertumbuhan pribadi dan eksplorasi keyakinan dan nilai-nilai individu.
Di Indonesia, mungkin yang lebih umum adalah guru agama seperti ustadz, pendeta, dan sebagainya. Masyarakat menemui guru agama untuk nasihat dan bimbingan dalam menghadapi kehidupan dan masalah tertentu. Guru agama memiliki kredibilitas sebagai ahli agama, dan agama dipercaya mencakup seluruh aspek kehidupan, yang mungkin termasuk kesehatan mental. Meskipun demikian, secara spesifik guru agama tidak dididik dan dilatih secara eksklusif untuk menangani kesehatan mental.
Untuk permasalahan kehidupan secara umum tidak masalah jika kita lebih memilih guru spiritual dan guru agama ketimbang profesional kesehatan mental, namun untuk permasalahan kesehatan mental yang lebih serius tentu saja tetap lebih baik ke psikiater atau psikolog. Selain karena mereka memang memiliki spesialisasi, kualifikasi, dan sertifikasi dalam bidang kesehatan mental, juga karena mereka terikat sumpah dan secara hukum dapat digugat jika terjadi hal yang tidak diinginkan seperti malpraktik.
Orang Terpercaya
Orang terpercaya seperti teman/pasangan/keluarga dapat menawarkan dukungan emosional, pengertian, dan telinga yang mendengarkan selama masa-masa sulit. Meskipun mereka mungkin tidak memiliki pelatihan formal dalam kesehatan mental, mereka dapat menjadi support system yang tidak ternilai harganya. Namun, penting untuk menyadari bahwa bahkan orang terpercaya pun mungkin tidak selalu memiliki keahlian untuk mengatasi masalah kesehatan mental yang kompleks, dan bantuan profesional mungkin diperlukan dalam beberapa situasi.
Kalaupun teman kita adalah profesional kesehatan mental seperti psikolog, penting bagi kita dan teman kita untuk mendefinisikan sesi "sebagai teman" atau "sebagai psikolog-klien", yang mana tidak selalu mudah.
Sama seperti life coach dan guru spiritual/agama, orang terpercaya merupakan bagian dari support system yang dapat membantu kita menjalani hidup dan melewati hari-hari sulit. Meskipun demikian, ketika permasalahan kesehatan mental yang dihadapi menjadi serius dan/atau semakin parah, sebaiknya kita ditangani ahlinya, yaitu profesional kesehatan mental seperti psikiater atau psikolog.
Penutup
Yang menurut saya perlu digarisbawahi adalah ketahanan dan keadaan mental setiap orang berbeda-beda. Cara orang menghadapi dan mengatasi masalah, dan cara seseorang menghadapi dunia, semuanya unik. Satu sistem pengukuran tidak bisa berlaku sama ke semua orang.
Misal, ada orang yang ketika mengalami PHK mungkin cuma butuh menghabiskan 3 hari bersama keluarganya untuk merasa baik-baik saja dan langsung bisa bangkit, tapi ada juga orang yang ketika mengalami PHK butuh waktu bertahun-tahun untuk bangkit. Orang pertama mungkin hanya butuh orang terpercaya namun orang kedua butuh psikolog/psikiater.
Singkatnya, lanskap kesehatan dan dukungan mental mencakup berbagai profesional dan sumber daya manusia, masing-masing dengan peran dan spesialisasi yang unik. Psikolog dan psikiater adalah profesional kesehatan mental terlatih yang boleh mendiagnosis dan mengobati gangguan mental, sementara konselor menawarkan dukungan dan konseling terapeutik. Life coach fokus pada pengembangan pribadi dan profesional, guru spiritual membimbing individu dalam perjalanan spiritual mereka, guru agama dapat memberi individu panduan dalam menjalani kehidupan secara umum dan orang terpercaya dapat memberikan dukungan emosional informal.
Saat mencari bantuan, penting untuk mempertimbangkan apa dan separah apa dan berdampak seluas apa permasalahan kita dan memilih profesional atau sumber daya yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan spesifik kita. Dalam banyak kasus, kombinasi dukungan profesional dan orang terpercaya seperti teman/pasangan/keluarga dapat bekerja secara sinergis untuk mendorong kesejahteraan emosional dan pertumbuhan pribadi.
Secara umum, saya akan merekomendasikan psikolog kepada siapa pun yang ingin berkonsultasi atau menyelesaikan masalah kesehatan mental karena menurut saya, psikolog adalah alternatif paling convenient dalam mencari bimbingan atau pertolongan dalam permasalahan kesehatan mental. Psikolog dapat memberi diagnosis dan pengobatan gangguan kesehatan mental, memberikan penilaian psikologis mendalam, dan menawarkan intervensi terapeutik berbasis empiris.
Baca tulisan saya mengenai 7 Tips Memilih Psikolog yang Cocok di sini dan tulisan saya mengenai mengapa kita harus memilih psikolog yang cocok di sini.
Penting untuk dicatat bahwa sementara psikolog adalah profesional yang sangat terlatih, pilihan profesional kesehatan mental yang tepat bergantung pada permasalahan dan kebutuhan individu.
Misalnya, psikiater mungkin lebih cocok ketika manajemen pengobatan diperlukan, konselor mungkin cocok untuk konseling jangka pendek atau masalah khusus, pelatih kehidupan dapat mendukung pengembangan pribadi dan penetapan tujuan, dan pelatih spiritual dapat membimbing individu dalam perjalanan spiritual mereka.
Namun, jika tidak yakin, bisa mulai dengan ke psikolog untuk mendapatkan diagnosis awal. Dari diagnosis tersebut kita dapat meminta rekomendasi profesional kesehatan mental lain yang dapat menangani kita lebih baik (psikiater tertentu misalnya, karena kita membutuhkan penanganan berupa obat-obatan medis).
Dalam beberapa kasus, kombinasi dukungan profesional yang berbeda mungkin paling bermanfaat untuk mengatasi kompleksitas kebutuhan individu secara komprehensif. (oni)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H