Mohon tunggu...
Qanita Zulkarnain
Qanita Zulkarnain Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Psikologi

Psychology Undergraduate and Psychometrics Graduate.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

7 Tips Memilih Psikolog yang Cocok

28 Juli 2023   15:34 Diperbarui: 29 Juli 2023   05:17 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya, saya telah membahas mengapa kita sebaiknya memilih psikolog yang cocok (Baca di sini).

Di dunia yang kompleks dan serba cepat seperti saat ini, kesehatan mental dan kesejahteraan diri (well-being) adalah hal-hal yang sangat penting yang harus kita prioritaskan. 

Memenuhi kebutuhan emosional dan psikologis kita dengan tepat dan seimbang sangat penting, dan mencari bantuan profesional telah menjadi cara yang umum dan efektif untuk mengatasi masalah kesehatan mental.

Meskipun demikian, menemukan psikolog yang mampu memahami dan mendukung perjalanan pribadi kita bisa menjadi sesuatu yang sulit.

Pada artikel ini, kita akan mengeksplorasi beberapa tips yang dapat membantu menemukan psikolog yang cocok.

Tapi, bukankah psikolog melalui pendidikan sebelum menjadi profesional kesehatan mental? Kalau profesional, bukankah harusnya semua psikolog sama saja? Kenapa ada 'cocok-cocokan'?

Tentu, semua psikolog yang diakui aktif oleh HIMPSI (Himpunan Psikolog Indonesia) telah melewati pendidikan dan berbagai ujian yang disyaratkan. Surat izin mereka untuk berpraktik sebagai psikolog juga harus diperpanjang setiap 5 tahun sekali dan pada setiap perpanjangan mereka harus melewati kualifikasi ulang yang tidak mudah.

Jadi, mereka profesional. Mereka berpegang teguh pada kode etik yang berlaku yang meniadakan risiko malpraktik dan mereka menggunakan cara dan pendekatan yang meminimalisir risiko ekserbasi.

Akan tetapi, para psikolog memiliki keahlian yang berbeda. Mereka juga memiliki preferensi masing-masing dalam menentukan cara dan pendekatan. Hal ini disebabkan karena psikolog juga manusia dengan kecenderungan pribadi dan nilai-nilai yang dianut.

Perlu dicatat bahwa kecenderungan dan nilai-nilai tersebut tidak akan membahayakan kita karena mereka praktik dengan diatur oleh kode etik yang berlaku. Meskipun demikian, kita mungkin akan lebih nyaman untuk membuka diri dengan psikolog yang cocok.

Misal, kita mungkin lebih cocok dengan psikolog yang sangat ilmiah, atau mungkin kita lebih cocok dengan psikolog yang agamis, atau mungkin kita lebih cocok dengan psikolog yang seumuran, atau mungkin kita lebih cocok dengan psikolog lawan jenis, dan sebagainya.

Di luar preferensi tersebut, juga ada hal lain yang perlu dipertimbangkan seperti biaya konsultasi, waktu dan tempat konsultasi, dan keahlian si psikolog.

Berikut adalah 7 tips dalam memilih psikolog yang cocok agar sesi konsultasi dan terapi lebih efektif dengan biaya yang sesuai:

#1 Cari Tahu Kebutuhan dan Tujuan ke Psikolog

Tips pertama adalah riset ke dalam diri kita. Sebelum memulai pencarian psikolog, luangkan waktu untuk refleksi diri. 

Identifikasi area spesifik kehidupan atau kesehatan mental yang ingin kita atasi bersama psikolog. Apakah itu merupakan pengelolaan stres, memperbaiki hubungan, mengatasi trauma, atau sekadar mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri. 

Memahami kebutuhan dan tujuan kita akan memandu kita dalam menemukan psikolog yang berspesialisasi dalam bidang yang relevan dan dapat menawarkan dukungan yang dibutuhkan.

Kita bisa menanyakan pada diri kita pertanyaan berikut:

  • Apakah hal ini hanya berputar dalam diri kita atau melibatkan orang lain?
  • Dampak dari hal tersebut menurut kita sudah separah apa? Apa saja dampaknya?
  • Apa ekspektasi kita ke psikolog nanti?
  • Kenapa harus ke psikolog?

Melalui jawaban dari ketiga pertanyaan di atas, kita dapat mengidentifikasi urgensi kita ke psikolog, dan ekspektasi kita ke psikolog dapat membantu kita dan si psikolog dalam menyusun strategi penanganan yang lebih efektif.

Penting untuk kita ketahui bahwa psikolog bukanlah satu-satunya profesional kesehatan mental. Ada juga psikiater dan konselor. Di luar itu, ada juga guru spiritual, life coach, dan teman/orang terpercaya yang dapat membantu kita mengatasi masalah hidup. (Perbedaannya akan dibahas dalam artikel berikutnya)

Kapan harus ke psikolog? Utamanya adalah karena psikolog merupakan profesional kesehatan mental yang terlatih dan terdidik untuk menghindari memperparah keadaan mental kita dan memiliki ilmu dan keahlian dalam membimbing dan membantu kita menuju keadaan mental yang lebih baik.

Meskipun demikian, untuk penanganan kesehatan mental yang terbaik tetap sebaiknya dilakukan oleh profesional kesehatan mental seperti psikolog dan psikiater untuk mencegah memperparahnya keadaan mental kita.

#2 Kenali Berbagai Pendekatan Terapi

Terapi mencakup berbagai pendekatan dan teknik. Beberapa terapi yang umum adalah terapi perilaku-kognitif (CBT), terapi psikodinamik, terapi berbasis kesadaran, atau terapi humanistik. 

Setiap pendekatan memiliki filosofi dan tekniknya sendiri, dan menemukan psikolog yang selaras dengan pendekatan pilihan kita dapat meningkatkan proses terapi secara signifikan.

Kita tidak perlu memahami terapi-terapi tersebut secara mendalam.

Minimal, kita bertanya dan minta dijelaskan mengenai terapi yang akan kita lakukan bersama si psikolog.

Yang perlu kita pahami adalah preferensi kita mengenai terapi yang akan dilakukan. Kita bisa jadi punya preferensi, bisa jadi tidak. Saya pribadi kurang nyaman dengan yang berhubungan dengan hipnosis. 

Atau, ada orang yang mungkin keberatan dengan terapi perilaku karena tidak sempat mengerjakan PR yang diberikan. Dengan mengenali preferensi ini, misalnya saya akan menghindari psikolog yang terkenal karena keahlian hipnosisnya. 

Meskipun demikian, jika ternyata nantinya tidak ada jalan lain selain hipnosis, psikolog akan membantu kita menemukan cara agar kita nyaman dan mampu menjalani terapi yang harus dijalani.

#3 Mencari Rekomendasi dan Referensi

Cari rekomendasi dari teman terpercaya, anggota keluarga, atau profesional dalam bidang kesehatan. Rekomendasi pribadi dapat memberikan pengetahuan mengenai psikolog yang telah membantu orang lain dalam situasi serupa. 

Namun, perlu diingat bahwa kebutuhan dan preferensi setiap orang itu unik, jadi seorang psikolog yang bekerja dengan baik untuk satu individu belum tentu cocok untuk kita.

Yang perlu kita perhatikan dalam testimoni atau review orang lain mengenai psikolog tertentu adalah apakah psikolog tersebut sesuai dengan preferensi kita. 

Selain itu, untuk mencegah risiko, kita bisa mengecek kredibilitas psikolog yang hendak kita datangi, yaitu dengan mengecek SIP & SIPP mereka.

#4 Pertimbangkan Spesialisasi dan Keahlian

Psikolog yang berbeda memiliki spesialisasi dalam berbagai bidang yang juga bisa saja berbeda. Jika Anda memiliki masalah atau kondisi tertentu, carilah psikolog yang memiliki keahlian di bidang tersebut. Mereka akan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan spesifik Anda secara efektif.

Untuk itu, sebelumnya kita perlu mengetahui bahwa psikolog secara umum dapat dikategorikan dalam beberapa bidang, yaitu klinis (biasanya praktik di tempat-tempat pelayanan kesehatan atau membuka praktik mandiri), pendidikan (biasanya praktik di lembaga pendidikan atau biro psikologi atau praktik mandiri), industri organisasi (biasanya praktik di perusahaan atau biro psikologi atau praktik mandiri), forensik (biasanya praktik di kepolisian atau lembaga hukum), sosial (biasanya praktik di LBH atau organisasi sosial), dan banyak lagi jenisnya. 

Secara khusus, psikolog klinis yang dapat kita temui di tempat-tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, klinik, puskesmas, dan sejenisnya ini dibagi lagi spesialisasinya menjadi klinis anak/remaja dan klinis dewasa.

Setelah kita mampu mengidentifikasi kebutuhan kita seperti di poin pertama, kita dapat mempertimbangkan psikolog dengan spesialisasi dan keahlian seperti apa yang ingin kita temui.

#5 Menilai Kompatibilitas dan Hubungan

Saya pribadi, sebelum melakukan booking sesi, akan melakukan poin ke-3 untuk melihat identitas si psikolog seperti jenis kelamin, usia, dan latar belakang pendidikan. 

Dalam permasalahan tertentu, saya rasa saya akan lebih cocok dengan psikolog yang jauh lebih tua, namun dalam permasalahan lain saya merasa saya akan lebih cocok dengan psikolog yang seumuran dan berjenis kelamin sama. Latar belakang saya gunakan untuk melihat spesialisasi dan keahliannya. 

Kalau sudah cocok, harapannya akan kompatibel dan tidak banyak sesi terbuang untuk menyamankan diri dengan satu sama lain agar bisa terbuka.

Aliansi terapeutik yang kuat sangat penting untuk hasil yang sukses. Selama sesi awal dengan psikolog potensial, perhatikan bagaimana perasaan kita di hadapan mereka. Apakah kita merasa nyaman dan tenang? Apakah kita merasakan koneksi dan hubungan yang tulus atau rasanya masih banyak faking atau dibuat-buat? Percayai insting kita dari awal dan pastikan kita menemukan psikolog yang membuat kita merasa dipahami dan didukung. Terapi yang efektif seringkali membutuhkan kita untuk menjadi vulnerable, sehingga merasa aman dan diterima dalam hubungan terapeutik sangatlah penting.

#6 Pertimbangkan Logistik dan Kepraktisan

Faktor praktis seperti lokasi, ketersediaan, biaya, dan pertanggungan asuransi merupakan pertimbangan penting. Evaluasi apakah kita lebih suka sesi tatap muka atau jika kita lebih terbuka saat sesi yang online. 

Selain itu, tanyakan tentang ketersediaan psikolog dan opsi penjadwalan untuk memastikannya sesuai dengan komitmen dan preferensi kita sendiri. Aspek keuangan juga harus diperhitungkan, jadi pertimbangkan apakah biaya psikolog sesuai dengan anggaran kita atau apakah mereka menerima pertanggungan asuransi kita.

Jika masih banyak ragu dengan anggaran ke psikolog yang sangat terbatas, bisa mencoba sesi online seperti yang ditawarkan oleh Halodoc dan Kalm karena harga yang ditawarkan sangat terjangkau dan ada banyak promo diskon. 

Selain itu, di 2 platform tersebut juga memuat latar belakang si psikolog yang cukup untuk kita jadikan pertimbangan. Atau, jika kita memiliki anggaran terbatas dan merasa lebih nyaman dengan sesi tatap muka, bisa ke Puskesmas atau RSUD. Biayanya masih terjangkau, apalagi jika dibantu dengan adanya keanggotaan BPJS.

Kalau kita memiliki anggaran yang cukup membebaskan kita memilih, kita bisa memperluas lagi ruang pencarian psikolog yang tepat untuk kita. Meskipun demikian, tetap pertimbangkan aspek lain selain keuangan seperti lokasi (karena kita tidak dapat berkonsultasi dengan optimal jika sudah kelelahan dalam perjalanan duluan) dan ketersediaan psikolog (bisa jadi masalah kita cukup genting dan butuh sesi yang intens namun jadwal si psikolog sudah cukup penuh duluan).

#7 Bersabar dan beri waktu

Menemukan psikolog yang cocok merupakan sesuatu yang gampang-gampang susah. Kadang, tidak secepat yang kita kira. Bisa jadi diperlukan beberapa sesi awal untuk mengukur apakah hubungan terapeutik cocok. 

Jangan berkecil hati jika psikolog pertama yang kita coba ternyata tidak cocok. Tetap berpikiran terbuka, bersabar, dan terus mengeksplorasi psikolog yang berbeda sampai kita menemukan psikolog yang selaras dengan kita. Dengan melakukan 7 tips dalam artikel ini, harapannya kita bisa lebih cepat menemukan psikolog yang cocok.

Penutup

Memulai perjalanan terapeutik adalah langkah berani menuju perbaikan diri dan kesejahteraan emosional. Dengan mengikuti 7 tips di atas, harapannya kita dapat meningkatkan peluang menemukan psikolog yang memahami kebutuhan unik kita dan mendukung pertumbuhan kita.

Ingat, psikolog juga manusia. Kita tidak mencari yang sempurna tetapi kita setidaknya mencari yang cocok; yaitu mereka yang mampu menciptakan ruang yang aman dan suportif, membimbing kita melewati tantangan, dan memberdayakan kit untuk menemukan jalan kita sendiri menuju penyembuhan dan penemuan diri tanpa membuat kita merasa dihakimi atau menyimpang menjadi orang yang lebih buruk. (oni)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun