Mohon tunggu...
Qanita Zulkarnain
Qanita Zulkarnain Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Psikologi

Psychology Undergraduate and Psychometrics Graduate.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Checkout sebagai Bentuk Self-reward: Jangan Sampai Impulsive atau Compulsive Buying

25 Juni 2023   14:49 Diperbarui: 25 Juni 2023   15:33 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Self-reward bisa sangat bermanfaat dalam beberapa hal, seperti pertumbuhan pribadi, pengembangan profesional, dan penyemangat dalam mengatasi tantangan. Self-reward berfungsi sebagai bentuk pengakuan dan dorongan, memperkuat anggapan bahwa upaya dan kerja keras seseorang dihargai dan pantas untuk dirayakan.

Namun, penting untuk mencapai keseimbangan dengan self-reward. Meskipun self-reward bisa menjadi praktik yang positif dan memotivasi, imbalan yang berlebihan atau memanjakan tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dapat menyebabkan hasil yang negatif. Mempraktikkan moderasi dan menyelaraskan reward dengan nilai dan tujuan pribadi adalah kunci untuk mempertahankan sistem penghargaan diri yang sehat dan berkelanjutan.

Secara psikologis, berikut adalah fungsi dari self-reward:

  • Sebagai motivasi: Penghargaan diri bertindak sebagai insentif untuk memotivasi individu untuk terlibat dalam perilaku yang diinginkan atau bekerja menuju tujuan mereka. Dengan menawarkan reward, apakah berwujud atau tidak berwujud, individu mengalami rasa antisipasi dan motivasi untuk melanjutkan usaha mereka atau mempertahankan perilaku positif. Penghargaan diri membantu individu mempertahankan fokus dan bekerja menuju tujuan mereka. Dengan memecah tujuan yang lebih besar menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan dapat dikelola serta memberi penghargaan pada diri sendiri untuk setiap tonggak yang dicapai, individu mengalami rasa kemajuan dan pencapaian. Penguatan ini membuat mereka termotivasi, terlibat, dan berkomitmen pada tujuan mereka.
  • Sebagai reinforcer positif: Penghargaan diri memperkuat dan memperkuat hubungan antara perilaku dan hasil positif. Ketika individu menghargai diri mereka sendiri untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tonggak sejarah, mereka mengasosiasikan perilaku tersebut dengan pengalaman yang menyenangkan. Penguatan ini meningkatkan kemungkinan mengulangi perilaku di masa depan.
  • Berkaitan positif dengan emotional well-being: Penghargaan diri berkontribusi pada kesejahteraan emosional yang positif. Tindakan mengakui upaya, pencapaian, atau kemajuan seseorang dan memanjakan diri dalam sesuatu yang menyenangkan atau memuaskan dapat meningkatkan harga diri, harga diri, dan kebahagiaan secara keseluruhan. Ini meningkatkan rasa perawatan diri dan penghargaan diri, mempromosikan kesejahteraan psikologis.
  • Kontrol Diri: Penghargaan diri juga dapat membantu mengembangkan dan mempertahankan kontrol diri. Dengan menetapkan kriteria atau kondisi khusus untuk menerima hadiah, individu belajar untuk menunda kepuasan, memprioritaskan tujuan jangka panjang daripada keinginan langsung, dan melatih disiplin diri. Itu menjadi alat untuk pengaturan diri dan kontrol impuls.

Jika kita mengkategorikan contoh self-reward ke dalam kategori yang sangat umum, mungkin jadinya adalah experience-based reward dan pleasure-based reward. Experience-based misalnya bisa menghabiskan waktu di alam, mencoba resep baru atau memasak makanan favorit, mengeksplorasi tempat baru atau melakukantrip, dan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, yoga, atau menari. Sementara itu, pleasure-based bisa berupa belanja, makan enak, melakukan hobi, atau tidur siang atau tidur malam yang nyenyak.

Kedua kategori di atas tidak eksklusif satu sama lain, dan beberapa aktivitas mungkin termasuk dalam kedua kategori tersebut. Experience-based berfokus pada pengalaman atau aktivitas tertentu yang memberikan rasa eksplorasi, petualangan, atau kesejahteraan fisik dan pleasure-based, di sisi lain, berkisar pada kegiatan yang membawa kesenangan indrawi, relaksasi, atau kenikmatan pribadi.

Belanja online, atau belanja secara umum, bisa menjadi bentuk self-reward yang mungkin lebih ke pleasure-based bagi banyak orang. Tindakan berbelanja dan mendapatkan barang yang diinginkan dapat memberikan rasa senang, kepuasan, dan penghargaan. Inilah mengapa belanja online sering dilihat sebagai bentuk penghargaan diri. Secara spesifik, berikut adalah penyebab mengapa belanja online sering menjadi pilihan untuk self-reward:

  • Gratifikasi Instan: Belanja online menawarkan kenyamanan akses langsung ke berbagai macam produk. Hanya dengan beberapa klik, individu dapat menelusuri pilihan yang tak terhitung jumlahnya, melakukan pembelian, dan merasakan kepuasan instan untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan. Proses cepat dan mudah ini memuaskan kebutuhan akan reward yang bisa dibilang instan.
  • Self-care: Berbelanja, baik online maupun di toko fisik, sering dikaitkan dengan merawat diri atau self-care. Setelah bekerja keras, mencapai tujuan, atau mengatasi tantangan, individu mungkin memandang berbelanja sebagai cara untuk merayakan usaha mereka dan menikmati sesuatu yang mereka sukai. Itu menjadi bentuk perayaan diri dan hadiah atas pencapaian mereka.
  • Peningkatan Emosional: Berbelanja juga dapat berfungsi sebagai sarana untuk mengangkat suasana hati seseorang dan memberikan dorongan emosional. Bahkan, ada istilah retail therapy, di mana individu berbelanja untuk menghilangkan stres, kebosanan, atau emosi negatif, dapat menawarkan kelegaan sementara dan menciptakan rasa senang atau bahagia. Proses mengeksplorasi toko online, menemukan produk baru, dan mengantisipasi kedatangan paket dapat membangkitkan rasa kegembiraan dan kebaruan. Antisipasi dan sensasi yang terkait dengan pembelian baru berkontribusi pada pengalaman belanja online yang bermanfaat.
  • Ekspresi Diri: Berbelanja memungkinkan individu untuk mengekspresikan gaya, preferensi, dan identitas pribadi. Menemukan dan memperoleh barang-barang yang sesuai dengan selera dan minat mereka dapat meningkatkan harga diri dan memperkuat rasa percaya diri. Itu menjadi cara untuk meningkatkan image seseorang dan menampilkan diri kepada dunia.

Meskipun belanja dapat menjadi bentuk  self-reward, penting untuk mempraktikkan kebiasaan belanja yang penuh kesadaran dan tanggung jawab. 

Selama bisa bersifat menguntungkan dan tidak destruktif, tidak ada salahnya untuk berbelanja sebagai bentuk self-reward. 

Memperhatikan pengeluaran, menetapkan batasan, dan mempertimbangkan nilai pembelian jangka panjang dapat membantu menjaga keseimbangan yang sehat antara berbelanja sebagai bentuk self-reward dan kesejahteraan finansial.

Penting juga untuk mengenali bentuk  self-reward non-materi lainnya, seperti melakukan hobi, menghabiskan waktu bersama orang yang dicintai, atau investasi dalam pertumbuhan dan pengalaman pribadi.

Dalam konteks berbelanja sebagai self-reward, yang terpenting adalah mampu membentuk kebiasaan berbelanja yang sehat dan sebisa mungkin menghindari impulsive buying dan compulsive buying.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun