Seperti sudah punya rumah, mobil, dan keluarga sebelum usia sekian puluh tahun.
Atau punya pekerjaan utama dengan gaji sekian ditambah bisnis sampingan dengan penghasilan sekian.
Meskipun pola pikir ini dapat memotivasi dan membantu kita mencapai tujuan kita, tentu saja perjuangan kita memiliki harga yang harus dibayar.
Ketika kita hanya fokus untuk harus menyelesaikan sesuatu, kita mungkin mengabaikan kesehatan mental dan fisik kita. Kita mungkin mengabaikan pentingnya istirahat, relaksasi, dan perawatan diri. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, masalah kesehatan terkait stres, dan kurangnya kepuasan dalam hidup kita. Sangat penting untuk menyadari bahwa value kita tidak semata-mata ditentukan oleh produktivitas kita atau jumlah tugas yang kita selesaikan.
Di sisi lain, santai saja mendorong kita untuk menikmati momen, meresapi pengalaman kita, dan menemukan kebahagiaan dalam proses, dan tidak hanya berorientasi pada hasil. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat jadwal yang membuat kita tetap sempat merawat diri, dan lebih perhatian atas kegiatan kita. Mengerjakan sesuatu dengan santai dan mengambil jeda membuat kita sempat recharge, introspeksi diri, dan terhubung dengan diri kita sendiri dan orang lain pada tingkat yang lebih dalam.
Banyak dari kita mengira "healing" dapat menuntaskan kejenuhan dan stres yang dialami. Padahal, mungkin kita hanya lelah dan perlu melakukan recharge.
Kembali pada paradoks "harus segera selesai" dan "pelan-pelan saja", jadi bagaimana kajian psikologi membahas fenomena ini?
Dari perspektif psikologi, keseimbangan antara "harus segera selesai" dan "pelan-pelan saja" sangat penting untuk kinerja dan kesejahteraan yang optimal. Keseimbangan yang baik membutuhkan pemahaman tentang berbagai prinsip psikologi yang berkaitan dengan pada produktivitas, kepuasan, dan kesehatan mental kita secara keseluruhan.
Hukum Yerkes-Dodson
Prinsip ini menunjukkan bahwa ada tingkat gairah atau stres yang optimal untuk mencapai puncak performa. Ketika kita terlalu santai atau tidak tertantang, motivasi dan produktivitas kita bisa menurun. Sebaliknya, ketika kita terlalu stres dan tertekan, performa kita juga akan menurun. Menemukan sweet spot di antara kedua ekstrem ini memungkinkan kita berada dalam keadaan flow, di mana kita mampu memberikan performa terbaik kita.
Ilustrasi mengenai hukum Yerkes-Dodson ini adalah sebagai berikut:
Performa kita tidak optimal ketika kita berada dalam keadaan stres yang tinggi. Pada waktu ini, kita mengalami breakdown atau burnout. Sementara itu, performa kita juga tidak optimal ketika kita berada dalam keadaan stres yang rendah, karena tidak ada gairah yang cukup untuk membuat kita tergerak melakukan sesuatu.