Mohon tunggu...
Qanita Zulkarnain
Qanita Zulkarnain Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Psikologi

Psychology Undergraduate and Psychometrics Graduate.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kenapa Harus Serba Ilmiah?

22 Mei 2023   22:41 Diperbarui: 22 Mei 2023   22:45 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengetahuan berbasis ilmiah sangat penting dalam bidang psikologi, baik dalam penelitian maupun praktik, karena beberapa alasan kuat:

  • Memvalidasi Teori dan Model Psikologis:
    Pendekatan ilmiah memastikan bahwa teori-teori psikologi didukung oleh bukti dan memiliki landasan yang kokoh, memungkinkan bidang ini untuk maju dan berkembang. Dengan kata lain, tidak mengada-ngada dan bukan hasil ngarang bebas. 
  • Praktik Berbasis Bukti:
    Dalam praktik psikologis, pengetahuan berbasis ilmiah sangat penting untuk memberikan intervensi yang efektif dan berbasis bukti. Dengan mengandalkan temuan penelitian, psikolog dapat mengidentifikasi dan menerapkan perawatan, terapi, dan intervensi yang telah terbukti efektif secara ilmiah. Praktik berbasis bukti memastikan bahwa intervensi psikologis didasarkan pada bukti empiris, meningkatkan kemungkinan hasil positif untuk klien dan pasien. Ketika sudah diuji secara ilmiah, psikolog dapat menentukan kondisi dan situasi yang tepat untuk melakukan intervensi, dengan "dosis" yang tepat juga, sehingga tidak akan membahayakan mental klien atau memperparah keadaan klien.
    Tentu, psikolognya harus selalu up to date dengan perkembangan psikologi ilmiah dan dasar penelitian yang digunakan adalah penelitian bagus yang dapat dipertanggungjawabkan.
  • Objektif dan Rigid:
    Psikologi berurusan dengan aspek kompleks dan bernuansa perilaku manusia dan pikiran. Pengetahuan berbasis ilmiah membawa objektivitas dan ketelitian untuk mempelajari dan memahami fenomena ini. Dengan mengikuti metodologi yang ketat dan menggunakan analisis statistik, psikolog dapat meminimalkan bias, mengendalikan variabel pengganggu, dan menarik kesimpulan yang valid. Objektivitas ini sangat penting untuk membangun landasan ilmiah yang kuat dan memastikan kredibilitas penelitian dan praktik psikologis.
  • Pertimbangan Etis:
    Pengetahuan berbasis ilmiah menyediakan kerangka kerja untuk pengambilan keputusan etis dalam penelitian dan praktik psikologis. Penelitian yang melibatkan subyek manusia harus mematuhi pedoman etika dan melindungi hak dan kesejahteraan peserta. Dengan mendasarkan penelitian dan praktik pada bukti ilmiah, psikolog dapat memastikan bahwa pekerjaan mereka dilakukan dengan cara yang etis dan potensi risiko serta manfaat dipertimbangkan dengan cermat.
  • Menghindari Asumsi dan Bias:
    Pengetahuan berbasis ilmiah dalam psikologi membantu menghindari asumsi dan bias yang mungkin ada di lapangan. Dengan memeriksa bukti dan melakukan penelitian, psikolog dan ilmuwan psikologi dapat mengidentifikasi dan mengatasi bias dalam teori, penilaian, dan intervensi. Pendekatan kritis ini mempromosikan inklusivitas, keragaman, dan kepekaan budaya di dalam lapangan, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas dan penerapan penelitian dan praktik psikologis.

Mempercayai psikologi berbasis ilmiah berarti mengakui pentingnya praktik berbasis bukti dalam membantu individu menjalani kehidupan yang lebih bahagia dan lebih sehat. Ini berarti menempatkan kepercayaan pada terapi dan intervensi yang telah diuji, disempurnakan, dan divalidasi secara ketat melalui penelitian. Dengan psikologi ilmiah, kita dapat memahami lebih dari sekedar anekdot atau klaim yang tidak jelas, dan membuat pilihan berdasarkan informasi tentang kesehatan mental dan kesejahteraan kita.

Keluar dari pengetahuan berbasis ilmiah dalam psikologi dapat memiliki beberapa konsekuensi berbahaya:

  • Ketidakefektifan Intervensi:
    Dengan mengabaikan bukti ilmiah, intervensi psikologis mungkin kurang efektif dan mungkin tidak memberikan hasil yang diinginkan. Tanpa landasan ilmiah yang kuat, intervensi mungkin didasarkan pada keyakinan pribadi, bukti anekdot, atau teori yang belum terbukti, yang mengarah pada praktik yang tidak efektif atau berpotensi membahayakan. Hal ini dapat mengakibatkan sumber daya yang terbuang percuma, frustrasi bagi klien, dan kemajuan yang tertunda dalam menangani masalah kesehatan mental.
    Mending kalau cuma tidak efektif, amit-amit justru malah memperparah masalah yang dialami.
  • Masalah Etis:
    Pedoman etika, seperti informed consent dan perlindungan kesejahteraan peserta, didasarkan pada penelitian ilmiah dan dirancang untuk memastikan kesejahteraan dan hak individu yang terlibat dalam penelitian dan praktik psikologis.
  • Proliferasi Misinformasi:
    Ketika pengetahuan berbasis ilmiah diabaikan, ada kemungkinan penyebaran informasi yang salah dalam bidang psikologi. Klaim yang tidak berdasar, teori yang tidak akurat, dan praktik yang cacat dapat dipopulerkan, menyebabkan kebingungan, salah tafsir, dan penyebaran informasi yang salah. Informasi yang salah ini dapat merugikan individu yang mencari bantuan psikologis, karena mereka mungkin disesatkan atau terkena intervensi yang tidak efektif atau berpotensi membahayakan.
  • Berkurangnya Kredibilitas Profesional:
    Keluar dari pengetahuan berbasis ilmiah merusak kredibilitas profesional di lapangan dan mengikis kepercayaan publik. Tanpa praktik berbasis bukti, psikologi berisiko dipandang subjektif, tidak dapat dipercaya, atau kurang valid secara ilmiah. Ini dapat berdampak buruk pada profesi, praktisinya, dan persepsi keseluruhan tentang layanan kesehatan mental.
  • Stagnasi Kemajuan:
    Tanpa penelitian berkelanjutan, pengujian teori, dan validasi empiris, psikologi mungkin kehilangan wawasan baru, tidak ada metode intervensi yang baru dan terkini, dan pemahaman tentang perilaku manusia dan proses mental menjadi mandek. Stagnasi ini dapat menghambat kemajuan dalam mengatasi masalah kesehatan mental dan membatasi kemampuan psikologi untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan masyarakat.

Penutup

Kita sudah memahami kelebihan pendekatan ilmiah. Selanjutnya adalah menerapkannya dalam kehidupan kita. Di dunia yang dibanjiri dengan informasi dan opini, ketergantungan pada bukti ilmiah memberi kita dasar yang kuat untuk memahami realitas dan membuat keputusan dengan lebih baik.

Sains, dengan metodologinya yang ketat, proses tinjauan sejawat, dan penekanan pada bukti, menawarkan kerangka kerja yang kuat untuk memperoleh pengetahuan. Ini memberi kita wawasan tentang cara kerja alam semesta, memungkinkan kita mengembangkan teknologi, menemukan perawatan yang menyelamatkan jiwa, dan mengungkap misteri alam semesta. Kemajuan dengan pendekatan ilmiah telah meningkatkan kualitas hidup kita, memperpanjang umur kita, dan memperluas pemahaman kita tentang diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita.

Memercayai informasi ilmiah bukanlah tentang percaya mentah-mentah atau blind trusting; justru ini tentang mengenali nilai dari pendekatan sistematis yang terus-menerus mempertanyakan, menguji, dan menyempurnakan ide. Ini tentang mengakui bahwa metode ilmiah, melalui sifatnya yang mengoreksi diri, memberi kita alat terbaik yang kita miliki untuk mengungkap kebenaran dan menavigasi dunia yang kompleks.

Dengan menaruh kepercayaan pada temuan ilmiah, kita memberdayakan diri sendiri untuk mengambil keputusan berdasarkan bukti yang dapat diandalkan, bukan spekulasi atau keyakinan pribadi. Kepercayaan ini memungkinkan kita memisahkan fakta dari fiksi, mengevaluasi informasi secara kritis, dan membuat pilihan yang berdampak positif pada kehidupan dan masyarakat kita secara keseluruhan.

Secara spesifik, psikologi, sebagai pengetahuan ilmiah, terus berkembang dan beradaptasi dengan penemuan dan kemajuan baru. Ini mengakui keterbatasan teori sebelumnya dan merangkul kebutuhan untuk penelitian dan eksplorasi yang sedang berlangsung. Dengan mempercayai psikologi berbasis ilmiah, kita dapat yakin bahwa pemahaman kita tentang pikiran dan perilaku manusia dibangun di atas dasar bukti dan pemikiran kritis.

Mari kita kembali ke contoh di awal:

1. Ngapain ke psikolog? Cerita doang gitu ke temen kan juga bisa.
-> Tapi, teman tidak mendengarkan secara objektif karena dia adalah teman kita. Teman juga tidak dibebani oleh kode etik dan tidak bisa menjamin kerahasiaan dari permasalahan kita. Teman juga belum tentu dibekali oleh pengetahuan, pelatihan, dan pengalaman yang mumpuni sehingga arahannya tidak menjamin kesejahteraan mental kita. Ada waktunya kita butuh bercerita pada teman karena dia adalah teman kita, ada waktunya kita butuh profesional seperti psikolog.

2. Dia tuh Gemini, makanya banyak yang ga suka.
-> Berapa banyak Gemini di dunia ini dan seberapa banyak Gemini yang sesuai dengan stereotipe yang melekat karena dia Gemini? Pendekatan ilmiah membantu kita memahami mana yang kebetulan, dan mana yang memang dapat menjelaskan karakteristik seseorang. Kalau untuk candaan ringan, mungkin harmless dengan banyak catatan. Tapi, jangan sampai stereotipe ini mengarah pada perilaku tidak menyenangkan atau berbahaya. Misalnya, kita jadi merasa mengetahui seseorang dan menilainya secara subyektif lalu berperilaku yang tidak menguntungkan kita atau dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun