Bagaimana kita membedakan mana yang sebaiknya kita usahakan tanggapi dan mana yang sebaiknya kita mundur dan serahkan pada yang jauh lebih ahli?
Ada beberapa faktor yang dapat membantu membedakan antara keduanya:
- Konteks: Konteks di mana perilaku terjadi juga dapat menjadi faktor dalam membedakan mereka yang bisa kita tanggapi dan mereka yang sebaiknya kita refer ke yang lebih ahli. Misalnya, jika seseorang secara konsisten menampilkan perilaku mencari perhatian dalam situasi di mana perhatian tidak diperlukan atau tidak sesuai, mungkin para ahli yang profesional bisa menangani mereka dengan lebih baik.
- Motivasi: Akan sangat membantu untuk mempertimbangkan motivasi individu untuk perilaku mereka. Individu yang benar-benar tertekan mungkin mencari bantuan, dukungan, atau validasi, sedangkan mereka yang cari perhatian karena gangguan yang tidak kita pahami mungkin berangkat dari motivasi untuk  berusaha memanipulasi atau mengendalikan orang lain.
- Tanggapan terhadap dukungan: Perhatikan bagaimana individu menanggapi dukungan dan validasi. Jika mereka benar-benar tertekan, mereka mungkin merespons secara positif dan menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Namun, jika mereka berada dalam keadaan yang lebih rumit dari pemahaman kita mengenai kesehatan mental, mereka mungkin tidak menanggapi dukungan secara tulus dan positif atau bahkan menolaknya.
Jika kita tidak yakin apakah seseorang benar-benar tertekan dan butuh bantuan kita atau mereka hanya cari perhatian yang mengindikasikan gangguan lain, sebaiknya kita tetap berhati-hati dan menanggapi perilaku mereka dengan empati yang wajar. Menunjukkan empati dan kasih sayang dapat membantu menciptakan ruang yang aman bagi individu untuk mengekspresikan emosinya dan mencari bantuan jika diperlukan.
Empati yang wajar tersebut maksudnya adalah kita berempati, tapi dengan tidak melanggar batasan (boundaries) yang kita tetapkan untuk diri kita. Kita dapat mengakui kesusahan mereka, mendukung dan memberi validasi atas emosi mereka, dan mendorong mereka untuk mencari bantuan profesional jika perlu. Pada saat yang sama, kita dapat mengomunikasikan batasan kita dan apa yang ingin dan mampu kita berikan sebagai bentuk dukungan.
Penting juga untuk mencari bimbingan dari profesional kesehatan mental, yang dapat membantu kita lebih memahami perilaku individu dan mengembangkan strategi yang tepat untuk meresponsnya. Profesional kesehatan mental dapat memberikan wawasan tentang keadaan psikologis individu dan dapat membantu kita mengembangkan rencana untuk mendukung mereka dan menangani masalah mendasar apa pun.
Ingat, terlepas dari apakah seseorang benar-benar mengalami kesusahan atau apa pun itu, mereka mungkin membutuhkan dukungan dan validasi.
Penutup
Judul artikel ini mengimplikasikan akan ada jawaban mengenai perbedaan yang butuh bantuan dan yang cari perhatian. Sejujurnya, yang cari perhatian pun adalah orang yang secara tidak langsung butuh bantuan. Alih-alih sibuk mencari motif seseorang dan berusaha menilai kejujurannya, kita bisa menyimak tanpa menghakimi dan beri saran/bantuan jika diminta. Kalau kita tidak yakin apakah orang tersebut hanya ingin didengar atau dibantu, kita bisa bertanya.
Saya kira, semuanya dimulai dari kita masing-masing belajar menjadi orang yang tidak mudah menghakimi. Tentu, kita menilai segala hal, tapi tidak semua penilaian kita harus diketahui oleh semua orang.Â
Hal ini mengingatkan saya pada salah satu kutipan dari buku klasik To Kill A Mockingbird yang berbunyi, "Kau tidak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya… hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya".
Dengan menciptakan lingkungan yang sehat; yang mendukung dan mendorong dialog terbuka, kita dapat lebih memahami pengalaman unik setiap orang dan memberikan dukungan yang tepat bagi mereka yang benar-benar membutuhkannya.
Mari kita berjuang untuk mematahkan stigma seputar kesehatan mental dan memastikan bahwa tindakan kita dibarengi oleh kasih sayang, empati, dan komitmen terhadap kesejahteraan kita sesama manusia. (oni)