Mohon tunggu...
Qanita Zulkarnain
Qanita Zulkarnain Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Psikologi

Psychology Undergraduate and Psychometrics Graduate.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Peduli Kesehatan Mental: Membedakan yang Butuh Bantuan dan yang Cari Perhatian

31 Mei 2023   16:47 Diperbarui: 1 Juni 2023   02:05 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sisi lain, kondisi kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan dapat menyebabkan individu menarik diri atau menekan emosinya, sehingga sulit bagi orang terdekat mereka untuk mengetahui kapan dan bagaimana mereka mengalami tekanan emosional. Dalam kasus ini, penting untuk secara aktif mendorong individu untuk mengekspresikan emosi mereka dan menyediakan ruang yang aman bagi mereka untuk melakukannya.

Selain itu, faktor budaya dan sosial dapat memengaruhi cara individu mengekspresikan emosi. Misalnya, beberapa budaya mungkin lebih menekankan sikap tabah atau menekan emosi, yang dapat menyulitkan individu untuk mengekspresikan emosinya secara terbuka. Misalnya, laki-laki tidak boleh menangis atau anak-anak tidak boleh marah pada orang tuanya. Padahal, laki-laki juga manusia yang tidak apa-apa menangis dan anak-anak juga manusia yang tidak apa-apa marah. Tentu saja, ada batasan-batasan uniersal seperti menangis juga harus liat situasi kondisi, marah juga harus diidentifikasi penyebabnya dengan jelas.

Yang jelas, emosi semua orang valid.

Ketika menghadapi tekanan emosional, baik kita merupakan penyintas gangguan mental atau bukan, kita perlu memvalidasi emosi yang membuat kita tidak nyaman tersebut. Beberapa dari kita dapat memvalidasi emosi kita dan menavigasi diri kita, namun beberapa lainnya mungkin kesulitan untuk melakukan validasi dan navigasi tersebut.

Seperti yang sudah disebutkan, emosi penyintas gangguan mental bersifat kompleks. Validasi untuk emosi yang kompleks ini mungkin tidak mudah.

Validasi merupakan komponen penting untuk mendukung penyintas gangguan jiwa yang mengekspresikan tekanan emosional. Validasi berarti mengakui dan menerima emosi individu, dan mengkomunikasikan kepada mereka bahwa emosi mereka valid dan dapat dimengerti. Ini dapat dilakukan melalui mendengarkan secara aktif, berempati dengan perasaan individu, dan menawarkan dukungan dan dorongan.

Penting untuk diketahui bahwa mendukung penyintas gangguan mental yang mengungkapkan tekanan emosional dapat menjadi tantangan, dan mungkin membutuhkan banyak kesabaran, empati, dan pengertian. 

Penting juga untuk mengetahui bahwa pengalaman setiap orang dengan kondisi kesehatan mental adalah unik, dan bahwa tidak ada solusi yang cocok untuk semua orang untuk mendukung penyintas gangguan mental. 

Namun, dengan mendobrak stigma seputar kesehatan mental, menciptakan lingkungan yang mendukung, dan mempraktekkan validasi, adalah mungkin untuk memberikan dukungan yang efektif kepada penyintas gangguan mental yang mengekspresikan tekanan emosional.

Menghadapi Orang yang Mengekspresikan Keadaan Emosionalnya

Berikut adalah beberapa tip untuk menghadapi orang yang mengekspresikan tekanan emosional:

  • Mendengarkan secara aktif dan tidak menghakimi. Beri orang itu perhatian penuh dan biarkan dia mengekspresikan emosinya tanpa interupsi atau kritik. Cobalah untuk memahami perspektif mereka dan memvalidasi perasaan mereka.
  • Tunjukkan empati dan kasih sayang. Beri tahu orang tersebut bahwa kita peduli dan ingin mendukungnya. 
  • Educate ourselves tentang kondisi mereka. Pelajari sebanyak mungkin tentang kondisi kesehatan mental orang tersebut sehingga kita dapat lebih memahami pengalaman mereka dan memberikan dukungan yang lebih efektif.
  • Hindari membuat asumsi. Jangan berasumsi bahwa kiya mengetahui perasaan orang tersebut atau apa yang mereka butuhkan. Tanyakan langsung kepada mereka bagaimana kiya dapat mendukung mereka dan bersikap terbuka terhadap tanggapan mereka.
  • Hindari memberikan saran yang tidak diminta . Meskipun mungkin bermaksud baik, memberikan saran tanpa diminta (unsolicited advice) bisa jadi tidak membantu atau bahkan berbahaya. Lebih baik, kalau tidak yakin orang tersebut maunya apa, tanyakan kepada orang tersebut apa yang mereka butuhkan dari kita.
  • Hindari mengunderestimate atau mengabaikan emosi mereka. Bahkan jika kita tidak mengerti mengapa orang tersebut merasakan hal tertentu, penting untuk mengetahui bahwa emosinya nyata dan valid.
  • Bantu mereka mengidentifikasi strategi koping. Tanyakan orang tersebut apa yang telah membantunya mengatasi emosi serupa di masa lalu, dan tawarkan saran untuk strategi mengatasi yang mungkin bisa membantu. Dorong mereka untuk mencari bantuan profesional jika perlu.
  • Hormati batasan orang lain. Setiap orang mengatasi tekanan emosional secara berbeda, jadi penting untuk menghormati batasan dan preferensi orang tersebut. Jika mereka tidak ingin membicarakan emosinya atau lebih suka menyendiri, hargai keinginannya dan tawarkan dukungan dengan cara lain, seperti mengirimkan pesan yang mendukung atau mengantarkan paket perawatan.
  • Hindari membanding-bandingkan. Kondisi kesehatan mental itu kompleks dan dapat memengaruhi orang secara berbeda, jadi hindari membuat perbandingan antara orang tersebut dan orang lain yang mungkin pernah mengalami emosi atau situasi serupa. Jangan banyak menggunakan kata,"mending ini" atau, "mending itu". Jangan dijadikan kompetisi.
  • Aware dengan respons emosional kita sendiri. Wajar untuk memiliki reaksi emosional, apalagi ketika seseorang yang Adekat dengan kita yang sedang tertekan, tetapi penting untuk menyadari bagaimana emosi kita dapat memengaruhi dukungan kita. Hindari menjadi kewalahan (overwhelmed) atau emosional di depan orang tersebut dan cari dukungan untuk diri sendiri jika perlu.
  • Berlatih perawatan diri. Mendukung seseorang yang mengalami tekanan emosional dapat menguras emosi. Pastikan kkita juga menjaga diri sendiri dengan melakukan aktivitas perawatan diri seperti olahraga, meditasi, atau menghabiskan waktu bersama orang tersayang.
  • Sabar dan konsisten. Butuh waktu bagi penyintas gangguan mental untuk merasa nyaman mengekspresikan emosi mereka, dan mungkin perlu beberapa kali percobaan sebelum mereka mau terbuka. Bersabarlah dan konsisten dalam dukungan yang kita berikan, dan beri tahu orang tersebut bahwa kita selalu ada untuknya.

Meskipun demikian, terlalu cari perhatian bisa jadi merupakan gejala atas sesuatu yang lebih serius. Untuk sesuatu yang lebih serius ini, sebaiknya yang bersangkutan ditangani oleh profesional kesehatan mental untuk menghindari memburuknya kondisi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun