Jawabannya adalah tergantung dari sudut pandang mana kita melihat format penyajian seblak tersebut.
Apabila dari sudut pandang pembeli, tentunya seblak yang dijual per porsi bisa lebih menguntungkan karena harganya tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan seblak prasmanan.
Rata-rata seblak yang dijual per porsi memiliki harga belasan ribu rupiah saja. Pembeli tetap bisa menikmati semangkuk seblak dengan kuah gurih dan pedas dengan harga yang cukup terjangkau walaupun dengan toppingnya terbatas.Â
Namun, seblak prasmanan tentunya lebih menguntungkan jika dilihat dari sudut pandang penjual.
Penjual bisa dengan mudah mengatur untung dari setiap isian yang dijual secara terpisah. Bahkan, ada beberapa penjual seblak yang mematok harga untuk kuah seblaknya.
Misalnya, untuk 1 pack berisi 10 sosis dibeli dengan harga Rp25.000. Penjual seblak biasanya akan menjual toping sosis ini dengan harga sekitar Rp4.000 per sosisnya.
Margin atau untung yang didapatkan oleh penjual tentunya lebih banyak. Jadi, tidak heran apabila banyak penjual seblak porsian yang beralih ke seblak prasmanan.
Apakah kalian setuju dengan analisa sederhana ini?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H