Siapa yang tidak tahu seblak? Makanan berkuah pedas yang saat ini sangat populer di Indonesia beberapa tahun belakangan.
Kita bisa menemukan makanan ini dengan mudah dengan banyak pilihan jenisnya. Mulai dari seblak yang dijual per porsi hingga prasmanan.
Apa itu Seblak?
Seblak merupakan makanan yang memiliki bahan dasar kerupuk kerupuk yang direbus di dalam kue dengan cita rasa gurih, asin, pedas, dan rasa kencur yang dominan..
Selain berisi kerupuk, kita bisa menambahkan banyak isian sesuai dengan selera seperti telur, sayuran, mie dan sebagainya.
Makanan khas Sunda ini memiliki arti mengagetkan atau menyengat, yang sesuai dengan reaksi orang saat memakan seblak yang pedas.
Kata segak dan nyegak dalam bahasa Sunda ini digabungkan dengan referensi penggunaan kencur yang membuat kuahnya semakin menyengat.
Saat ini sudah banyak sekali orang yang berjualan seblak di sekitar kita. Mulai dari seblak gerobakan di pinggir jalan, seblak perumahan, hingga restoran yang cukup besar.Â
Seblak Porsian
Maksudnya di sini adalah seblak dijual per porsi. Para pembeli tinggal memilih seblak yang akan dinikmati berdasarkan menu dan porsi yang sudah disediakan oleh penjual. Biasanya tiap menu memiliki topping seblak yang berbeda-beda dengan harga yang bervariasi.
Seblak yang dijual per porsi ini dianggap lebih sederhana dan tidak ribet. Kita tidak akan kebingungan untuk memilih banyak topping. Biasanya, seblak yang dijual per porsi juga memiliki harga yang lebih affordable karena tidak memiliki banyak varian isi.
Tetapi seblak dengan format ini tentunya membuat konsumen tidak leluasa untuk memilih topping atau isian yang sesuai dengan keinginan karena hanya diperbolehkan untuk memilih menu-menu dengan topping tertentu.
Pada awalnya, seblak dijual dengan format seperti ini. Namun, semakin banyak orang yang menjual seblak dengan format baru yaitu prasmanan.
Seblak PrasmananÂ
Prasmanan merupakan sebuah format penyajian makanan dengan cara diletakkan di sebuah meja panjang sehingga pembeli atau seseorang bisa dengan mudah memilih jenis makanan dan dengan porsi yang diinginkan.
Prasmanan ini ternyata juga bisa diterapkan dalam makanan seblak. Setiap isian atau topping seblak mulai dari sayuran, berbagai jenis mie, seafood, frozen food, bakso, sosis, dan topping lainnya akan diletakkan dalam sebuah meja panjang. Tentunya isian ini memiliki harga yang bervariasi.
Para pembeli bisa mengambil isian di meja tersebut yang nantinya akan dimasak ke dalam seblak.
Setelah memilih, pembeli bisa menuju ke kasir dan membayar sesuai dengan jumlah topping yang diambil. Setelahnya, seblak akan dimasak dan disajikan.
Seblak prasmanan biasanya memiliki berbagai pilihan isi seblak yang sangat beragam. Mulai dari belasan hingga puluhan jenis toping bisa dipilih oleh pembeli.
Jadinya, pembeli bisa menyesuaikan dengan keinginan mereka masing-masing.
Minusnya adalah pembeli bisa kalap mata dan memilih terlalu banyak topping. Karenanya, pembeli bisa mengeluarkan uang yang cukup banyak dan juga tidak sanggup menghabiskan seblak apabila porsinya terlalu banyak.
Mana yang Lebih Menguntungkan?
Jawabannya adalah tergantung dari sudut pandang mana kita melihat format penyajian seblak tersebut.
Apabila dari sudut pandang pembeli, tentunya seblak yang dijual per porsi bisa lebih menguntungkan karena harganya tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan seblak prasmanan.
Rata-rata seblak yang dijual per porsi memiliki harga belasan ribu rupiah saja. Pembeli tetap bisa menikmati semangkuk seblak dengan kuah gurih dan pedas dengan harga yang cukup terjangkau walaupun dengan toppingnya terbatas.Â
Namun, seblak prasmanan tentunya lebih menguntungkan jika dilihat dari sudut pandang penjual.
Penjual bisa dengan mudah mengatur untung dari setiap isian yang dijual secara terpisah. Bahkan, ada beberapa penjual seblak yang mematok harga untuk kuah seblaknya.
Misalnya, untuk 1 pack berisi 10 sosis dibeli dengan harga Rp25.000. Penjual seblak biasanya akan menjual toping sosis ini dengan harga sekitar Rp4.000 per sosisnya.
Margin atau untung yang didapatkan oleh penjual tentunya lebih banyak. Jadi, tidak heran apabila banyak penjual seblak porsian yang beralih ke seblak prasmanan.
Apakah kalian setuju dengan analisa sederhana ini?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H