Angkringan jaman now memiliki pilihan makanan yang cukup mirip dengan angkringan tradisional. Mereka menjual minuman sederhana seperti teh, kopi tubruk, susu jahe, dan juga beberapa minuman kemasan kekinian.Â
Dari segi makanan juga cukup mirip. Nasi bungkus yang berukuran cukup kecil dan beberapa sate-satean juga dijual dengan pilihan yang cukup beragam.
Perbedaannya adalah dari segi variasi dan harga. Tentunya angkringan modern memberikan pilihan yang lebih beragam daripada angkringan tradisional.Â
Agar yang tradisional menjual satu atau dua jenis nasi bungkus berukuran kecil dan beberapa jenis gorengan serta sate seperti sate usus, telur puyuh, dan ati ampela.
Bisa dikatakan bahwa harga di angkringan modern lebih murah daripada Cafe tetapi tidak semurah angkringan tradisional. Walaupun begitu, harga makanan dan minumannya tetap bisa dikatakan terjangkau.
Punya banyak pegawai
Angkringan tradisional biasanya memiliki satu atau dua penjual saja. Itupun biasanya sepasang suami istri atau bapak-bapak dan mas-mas yang biasanya memiliki hubungan keluarga.
Hal ini berbeda dengan angkringan modern yang mempekerjakan lebih dari 3 orang pegawai. Bahkan, mereka membuat pengumuman lowongan pekerjaan apabila diperlukan seperti halnya cafe atau perusahaan.
Esensi tempat nongkrong
Rasa dan esensi tempat nongkrong di dua tempat ini memiliki perbedaan yang cukup berbeda. Angkringan tradisional biasanya didatangi oleh pengunjung berjenis kelamin laki-laki yang biasanya nongkrong sampai larut malam.
Ditemani dengan segelas kopi dan makanan-makanan ringan, beberapa orang akan mengobrol dan bersenda gurau bersama dengan penjual yang biasanya sangat ramah.
Hal ini sangat berbeda dengan angkringan modern. Karena memiliki tempat yang lebih nyaman, angkringan jenis ini juga banyak didatangi oleh para perempuan. Mereka tetap bisa nongkrong dengan lebih leluasa tanpa adanya rasa sungkan dengan para pengunjung lain.