Mohon tunggu...
Putri Wulandari
Putri Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - random

putriwulandari22022000@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Angkringan Zaman Now, Angkringan a la Cafe

23 Februari 2024   18:00 Diperbarui: 24 Februari 2024   00:50 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
potret salah satu angkringan jaman now di kota Blitar (Sumber: Instagram @angkringanpakjoko)

Berapa hari yang lalu, saya diajak seorang teman untuk hang-out setelah pulang kerja. Kebetulan kami bekerja pada shift sore yang yang berakhir pukul 08.00 malam. 

Katanya, saya mau diajak ke angkringan yang lumayan hits akhir-akhir ini di kota kami yang tentunya menjadi tempat tujuan nongkrong banyak orang.

Awalnya Saya ragu untuk mengiyakan ajakan teman ini. Angkringan yang ada di pikiran saya adalah tempat makan dengan gerobak sederhana yang ada di pinggir jalan yang kebanyakan dikunjungi oleh laki-laki. Karena teman saya terlihat sangat ingin untuk datang, Saya tidak enak untuk menolaknya.

Kami berdua berboncengan dan sampai ke tempat yang katanya angkringan tetapi menurut saya bukan. Namanya memang angkringan, tetapi bisa dikatakan bahwa tempat tersebut adalah Cafe dengan konsep makanan angkringan.

Angkringan Jaman Now vs Angkringan Tradisional

Saya menyebutnya angkringan jaman now. Tempat sejenis ini memang akhir-akhir ini booming di kota tempat saya tinggal. Tempatnya memiliki kesan seperti Cafe tetapi harga makanan dan minumannya cukup terjangkau.

  • Interior dan fasilitas sekelas cafe

Angkringan modern ini memiliki interior yang lebih mirip sebuah Cafe. Mereka memiliki banyak sudut-sudut yang cukup estetik dan cocok untuk tempat foto yang instagramable. Pilihan seating juga cukup beragam, mulai dari seating untuk dua pengunjung, hingga berkelompok.

Fasilitasnya juga cukup lengkap. Mereka menyediakan kamar mandi sederhana bahkan tempat ibadah yang bisa digunakan para pengunjung lengkap dengan alat ibadahnya. Tempat seperti ini juga menyediakan layanan wi-fi yang cukup kencang. Bahkan, ada live music setiap Sabtu malam.

Tentunya dua hal ini cukup berbeda dengan angkringan tradisional yang kita biasa lihat. Angkringan tradisional biasanya berbentuk gerobak kecil dengan pilihan tempat duduk di seberang penjual yang hanya cukup untuk kurang dari 5 pengunjung.

Angkringan tradisional memang cukup sederhana dan tidak menawarkan fasilitas yang muluk. Cukup lampu temaram dan suara speaker kecil memutar lagu dangdut yang menemani cuap-cuap penjual dan pembeli.

  • Makanan dan minuman yang mirip

beragam sate-satean di angkringan modern (sumber: Mediaini)
beragam sate-satean di angkringan modern (sumber: Mediaini)

Angkringan jaman now memiliki pilihan makanan yang cukup mirip dengan angkringan tradisional. Mereka menjual minuman sederhana seperti teh, kopi tubruk, susu jahe, dan juga beberapa minuman kemasan kekinian. 

Dari segi makanan juga cukup mirip. Nasi bungkus yang berukuran cukup kecil dan beberapa sate-satean juga dijual dengan pilihan yang cukup beragam.

Perbedaannya adalah dari segi variasi dan harga. Tentunya angkringan modern memberikan pilihan yang lebih beragam daripada angkringan tradisional. 

Agar yang tradisional menjual satu atau dua jenis nasi bungkus berukuran kecil dan beberapa jenis gorengan serta sate seperti sate usus, telur puyuh, dan ati ampela.

Bisa dikatakan bahwa harga di angkringan modern lebih murah daripada Cafe tetapi tidak semurah angkringan tradisional. Walaupun begitu, harga makanan dan minumannya tetap bisa dikatakan terjangkau.

  • Punya banyak pegawai

Angkringan tradisional biasanya memiliki satu atau dua penjual saja. Itupun biasanya sepasang suami istri atau bapak-bapak dan mas-mas yang biasanya memiliki hubungan keluarga.

Hal ini berbeda dengan angkringan modern yang mempekerjakan lebih dari 3 orang pegawai. Bahkan, mereka membuat pengumuman lowongan pekerjaan apabila diperlukan seperti halnya cafe atau perusahaan.

  • Esensi tempat nongkrong

potret angkringan tradisional di Solo (sumber: Solo Pos)
potret angkringan tradisional di Solo (sumber: Solo Pos)

Rasa dan esensi tempat nongkrong di dua tempat ini memiliki perbedaan yang cukup berbeda. Angkringan tradisional biasanya didatangi oleh pengunjung berjenis kelamin laki-laki yang biasanya nongkrong sampai larut malam.

Ditemani dengan segelas kopi dan makanan-makanan ringan, beberapa orang akan mengobrol dan bersenda gurau bersama dengan penjual yang biasanya sangat ramah.

Hal ini sangat berbeda dengan angkringan modern. Karena memiliki tempat yang lebih nyaman, angkringan jenis ini juga banyak didatangi oleh para perempuan. Mereka tetap bisa nongkrong dengan lebih leluasa tanpa adanya rasa sungkan dengan para pengunjung lain.

Tempat yang estetik dan harga makanan minuman yang terjangkau tentunya bisa menarik pengunjung dari kelompok yang lebih beragam.

Bagus Nggak Sih?

Bagus dong. Semakin banyak variasi juga semakin memberikan keleluasaan bagi para customer untuk memilih mana tempat makan yang cocok dengan mereka. 

Apalagi bagi para perempuan, mahasiswa, atau pekerja yang pengin nongkrong di tempat yang estetik tetapi tidak begitu mengeluarkan banyak uang, angkringan zaman now bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat. 

Apabila sekiranya anda merasa tidak cocok dengan angkringan jenis ini, anda tetap bisa nongkrong di tempat angkringan tradisional kok. Lagipula, nyeni dan vibes angkringan tradisional tetap tidak akan terganti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun