Mohon tunggu...
Puwan Muda Muawanah 121211059
Puwan Muda Muawanah 121211059 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Dian Nusantara

Mahasiswa Universitas Dian Nusantara Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak Jurusan Sarjana Akuntansi Mata Kuliah Akuntansi Forensik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 15: Pemikiran Ranggawarsita, Kalasuba, Kalabendhu, dan Fenomena Korupsi di Indonesia

20 Juli 2024   23:15 Diperbarui: 20 Juli 2024   23:15 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri/Fenomena Korupsi di Indonesia

Fenomena Korupsi di Indonesia

Indonesia, sebagai negara berkembang dengan populasi besar, telah lama bergulat dengan masalah korupsi. Korupsi di Indonesia tidak hanya merusak tatanan sosial dan ekonomi, tetapi juga menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan institusi publik. Fenomena ini dapat dianalisis melalui lensa pemikiran Ranggawarsita tentang Kalasuba, Kalatidha, dan Kalabendhu.

What: Korupsi di Indonesia

Korupsi di Indonesia mencakup berbagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan pribadi, mulai dari suap kecil hingga skandal besar yang melibatkan pejabat tinggi. Menurut Transparency International, indeks persepsi korupsi Indonesia pada tahun 2020 adalah 37 dari 100, menunjukkan tingkat korupsi yang cukup tinggi . Korupsi terjadi di berbagai tingkat pemerintahan dan sektor swasta, mempengaruhi setiap aspek kehidupan masyarakat. Kasus-kasus besar seperti skandal e-KTP dan proyek Hambalang menunjukkan bagaimana korupsi dapat menghambat pembangunan dan merugikan masyarakat secara luas.

Why: Penyebab dan Faktor yang Mendorong Korupsi

Korupsi di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk lemahnya sistem hukum, kurangnya transparansi, dan budaya permisif terhadap korupsi. Salah satu penyebab utama adalah ketidakstabilan politik dan ekonomi yang menciptakan lingkungan di mana korupsi dapat berkembang. Selain itu, kurangnya pendidikan dan kesadaran tentang dampak negatif korupsi juga berkontribusi pada masalah ini. Faktor lain yang memperparah korupsi adalah adanya celah dalam sistem peraturan yang memungkinkan praktik korupsi berlangsung tanpa banyak hambatan.

  1. Lemahnya Sistem Hukum: Kurangnya penegakan hukum yang tegas dan adil membuat pelaku korupsi merasa aman dan tidak takut akan konsekuensi dari tindakan mereka. Ketidakjelasan hukum dan birokrasi yang rumit juga memberikan peluang bagi korupsi.

  2. Kurangnya Transparansi: Kurangnya transparansi dalam pengelolaan keuangan dan proyek-proyek pemerintah memungkinkan penyalahgunaan dana publik. Tanpa sistem yang transparan, sulit untuk melacak dan mengaudit penggunaan dana secara efektif.

  3. Budaya Permisif: Budaya yang permisif terhadap korupsi, di mana suap dan gratifikasi dianggap sebagai hal yang wajar, memperburuk situasi. Ketika masyarakat menerima korupsi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, sulit untuk memberantasnya.

How: Cara Mengatasi Korupsi di Indonesia

Untuk mengatasi korupsi, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi dan memberantas korupsi di Indonesia:

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun